KARAKTERISTIK
BUDAYA INDONESIA
Suku-Suku Bangsa Di Indonesia
Pada
umumnya, pengolongan berbagai suku bangsa Indonesia didasarkan pada system
lingkaran hokum adat yang dibuat oleh Van Vallenhoven. Indonesia
dibagi ke dalam 19 daerah sebagai berikut:
1.
Aceh
2.
Gayo-Alas
dan Batak
2.a. Nias dan
Batu
3.
Minangkabau
3.a Mentawai
4.
Sumatera
Selatan
4.a. Enggano
5.
Melayu
6.
Bangka
dan Biliton
7.
Kalimantan
8.
Minahasa
8.a. Sangir
Talaud
9.
Gorontalo
10. Toraja
11. Sulawesi Selatan
12. Ternate
13. Ambon Maluku
13.a. Kepualauan
Barat Baya
14. Irian
15. Timor
16. Bali dan Lombok
17. Jawa Tengah dan Jawa Timur
18. Surakarta dan Yogyakarta
19. Jawa Barat
Lokasi
suku-suku bangsa di Indonesia yang masih berpedoman pada peta bahasa J.
Esser, terutama untuk daera-daerah Kalimantan, Sulawesi, Indonesia
Timur, dan bahkan juga beberapa bagia Sumatera, belum sepenuhnya dapat
diandalkan.
BAHASA
Keadaan bangsa Indonesia yang sangat majemuk, terdiri
atas lebih dari 300 suku bangsa, menyumbang pada kekayaan bahasa daerah
(sekitar 300) dan dialek yang masih aktif dipergunakan sebagai bahasa
percakapan di masing- masing daerah. Bahasa-bahasa
daerah yang utama adalah Bahasa Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa, Madura,
Bali, dan Lombok.
Kemajemukan
bahasa di Indonesia menimbulkan kebutuhan akan adanya sebuah bahasa persatuan
yang dapat dipergunakan di seluruh pelosok Indonesia. Kebutuhan
akan adanya bahasa persatuan inilah yang mendorong diresmikannya Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Nasional pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928,
di Jakarta. Bahasa Indonesia dikembangkan berdasarkan Bahasa Melayu
Tinggi yang pada waktu itu aktif digunakan sebagai bahasa percakapan di daerah
Sumatera Utara dan Riau. Dalam UUD 1945 pasal 36 bahasa Indonesia dinyatakan
sebagai bahasa Negara. Sejalan dengan itu, sejak diresmikannya UUD 1945 pada
tanggal 18 Agustus 1945 Bahasa Indonesia dipakai dalam administrasi negara,
perundang-undangan, dan pertemuan-pertemuan resmi.
Jauh sebelum itu, bahasa Indonesia yang merupakan
perkembangan dari bahasa Melayu itu dipakai sebagai bahasa pergaulan dalam
dunia perdagangan international dan bahasa diplomasi kerajaan-kerajaan di
wilayah Nusantara.
Karena itu
terdapat banyak variasi dalam pemakaian bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh
dialek bahasa ibu yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
KESENIAN DAN KEBUDAYAAN
Banyak suku bangsa di Indonesia yang
masih memelihara tradisi, bahasa daerah, dan dialeknya. Keadaan ini menciptakan
kebudayaan
Indonesia yang sangat beragam. Kebiasaan dan tradisi atau adat istiadat di
Indonesia bervariasi dari daerah ke daerah, bergantung pada latar belakang
agama dan warisan budaya yang masih dipertahankan oleh masing-masing suku
bangsa. Misalnya, perkawinan adat di daerah jawa seringkali disertai dengan pertunjukan
wayang kulit semalam suntuk. Pertunjukan wayang kulit
ini pada mulanya menceritakan tentang kisah-kisah kepahlawanan yang berlatar
belakang agama Hindu, tetapi pesan yang disampaikan dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan jaman. Misalnya, pada jaman pendudukan Belanda pertunjukan wayang
kulit sering dipergunakan sebagai alat penggerak rakyat untuk berjuang melawan
pemerintah Belanda. Contoh lain, upacara adat di Bali tak pernah lepas dari tari-tarian
Bali yang magis. Demikian juga, acara-acara untuk menyambut tamu penting sering
disuguhi tari-tarian daerah yang masih dilestarikan. Setiap daerah di Indonesia
mempunyai tari-tarian khas dengan musik pengiring yang berbeda dari daerah ke
daerah. Misalnya gamelan dan tembang pengiring tarian Jawa berbeda dengan
gamelan dan tembang pengiring untuk tarian Sunda, berbeda dengan pengiring
tarian Bali, dan sebagainya.
Batik,
yang merupakan kerajinan kain di Indonesia dihasilkan di beberapa daerah di
Indonesia, masing-masing dengan berbagai corak dan warna yang khas untuk setiap
daerah. Daerah yang banyak menghasilkan batik, antara lain adalah Yogyakarta,
Surakarta, Madura, Purbalingga, Cirebon, Palembang, dan Banjarmasin. Selain
batik, kerajinan kain yang banyak dihasilkan di Indonesia adalah tenun ikat.
Daerah penghasil tenun ikat antara lain adalah Bali, NTB, Lampung, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, dan lain sebagainya.
Beberapa daerah di Indonesia juga
menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang khas. Misalnya, daerah Yogyakarta
terkenal dengan lukisan batiknya, daerah Bali
terkenal dengan seni patung dan lukisannya, daerah Jepara terkenal
dengan seni pahatnya, daerah Tasikmalaya dengan kerajinan bordirnya dan lain
sebagainya.
AGAMA
Pembangunan
di sektor agama termasuk salah satu tujuan pembangunan yang diutamakan guna
meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Agar tercipta keharmonisan dan
keseimbangan dalam kehidupan beragama di Indonesia, pemerintah telah
meningkatkan kegiatan pembangunan dan membantu perbaikan tempat-tempat
ibadah.
Indonesia
merupakan salah satu negara yang penduduknya sebagian besar beragama Islam.
Namun, tidak berarti bahwa agama atau kepercayaan lain dilarang, karena
kebebasan untuk menjalankan ibadah dijamin dalam UUD 1945. Selain agama Islam
agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama Kristen, Katolik,
Hindu, dan Budha.
HUKUM
- PERKEMBANGAN SISTEM HUKUM di INDONESIA
Perkembangan
sistem hukum di wilayah Indonesia secara garis besar dapat dikategorikan dalam
enam periode yang merupakan suatu peristiwa perubahan sub-sub sistem yang
berlangsung secara berangsur-angsur menuju pada suatu Sistem Hukum Nasional
yang merupakan cita-cita para pendiri Bangsa Indonesia (Sunario, 1991).
Sebelum Kemerdekaan Indonesia
Pada tahap pertama, sistem hukum
di wilayah Indonesia telah terbentuk sejak kurang lebih abad ke 14 dengan
didominasi oleh berlakunya Hukum Adat Minangkabau untuk masyarakat Minangkabau,
Hukum Adat Majapahit untuk wilayah Jawa timur, begitu juga wilayah-wilayah
lainnya. Hukum-hukum
Adat ini memiliki asas-asas dan falsafah yang berbeda satu dengan yang lainnya,
akan tetapi mungkin terdapat dua unsur yang sama dimiliki oleh berbagai Hukum
Adat tersebut: pertama, sifatnya yang kekeluargaan, dan kedua sifat yang tidak
tertulis (dengan pengecualian di beberapa wilayah seperti di Majapahit)
(Sunario, 1991). Pada tahap ini sistem hukum yang berlaku di wilayah Nusantara
didominasi oleh Hukum Adat dan resepsi Hukum Agama Hindu.
Pada tahap berikutnya masuk Agama Islam ke kepulauan
Nusantara, sehingga di beberapa daerah, meresap Agama Islam ke dalam Hukum
Adatnya (seperti di Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Lombok dan lain-lain).
Sementara beberapa daerah lainnya masih tetap mempertahankan sifat keaslian
Hukum Adatnya, dan beberapa wilayah lainnya masih tetap mempertahankan sifat
agama Hindunya. Pada tahap ini terdapat tiga macam sub sistem hukum yang
berlaku di wilayah Nusantara: resepsi Hukum Islam, resepsi Hukum Agama Hindu
dan Hukum Adat Asli.
Pada abad
ke 17 bangsa
Portugis, Belanda dan bangsa asing lainnya mulai berdatangan di berbagai
wilayah Indonesia. Pada misi pertamanya mereka memperkenalkan produk-produk
hasil industrinya, akan tetapi selanjutnya mereka juga mempengaruhi masyarakat
setempat dengan ajaran-ajaran agamanya, sehingga di beberapa daerah seperti
Batak, Sulawesi Utara, Maluku, Irian Jaya, Flores dan lain lain, mulai meresap
unsur-unsur agama Kristen dan Katolik dalam Hukum Adatnya. Keadaan ini,
memperlihatkan Sistem Hukum Indonesia meliputi bagian-bagian yang terdiri:
resepsi Hukum Islam, resepsi Hukum Agama Hindu, resepsi Hukum Agama
Kristen/Katolik dan Hukum Adat yang Asli.
Pada masa
kolonial Belanda,
Belanda memberlakukan semacam undang-undang dasar bagi wilayah Indonesia yang
bernama Indische Staatsregeling (IS). Pada masa ini, pemerintah Hindia
Belanda berusaha untuk melakukan unifikasi hukum di Indonesia, dan berkat
perjuangan Van Vollenhoven hukum adat juga dimasukkan dalam sistem hukum
kolonial Belanda, sehingga terdapat Indische Staatsregeling yang berada
di pusatnya dan sistem Hukum Adat, sistem Hukum Islam dan sistem Hukum Barat
berada diluarnya.
Setelah Kemerdekaan Indonesia
Setelah
proklamasi kemerdekaan,
terjadi perubahan dari Sistem Hukum Kolonial Belanda menuju Sistem Hukum
Nasional dimana Pancasila dan UUD 1945 menggantikan kedudukan Indische Staatsregeling
(IS) sebagai pusat dari Sistem Hukum Indonesia. Sistem hukum pada masa tersebut
dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:
Pada tahap selanjutnya, Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) telah menggariskan adanya unifikasi hukum yang berusaha untuk
memberlakukan satu sistem hukum di seluruh wilayah Indonesia yaitu Sistem Hukum
Nasional. Pada tahap ini pembangunan Sistem Hukum Nasional lebih diarahkan
untuk menggantikan hukum-hukum kolonial Belanda dan juga menciptakan
bidang-bidang hukum baru yang lebih sesuai sebagai dasar Bangsa Indonesia untuk
membangun. Gambaran Sistem Hukum Nasional tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
- Sumber: Hartono (1991). Pembinaan Hukum Nasional dalam Suasana Globalisasi Masyarakat Dunia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung.
Berdasarkan pandangan sistemik,
Sistem Hukum Nasional mencakup berbagai sub bidang-bidang hukum dan berbagai
bentuk hukum yang berlaku yang semuanya bersumber pada Pancasila. Keragaman
hukum yang sebelumnya terjadi di Indonesia (pluralisme hukum) diusahakan dapat
ditransformasikan dalam bidang-bidang hukum yang akan berkembang dan
dikembangkan (ius constituendum).
Bidang-bidang
hukum inilah yang merupakan fokus perhatian perkembangan dan pengembangan Hukum
Nasional menuju pada tatanan Hukum Modern Indonesia yang bersumber pada
kebiasaan-kebiasaan (lingkaran terakhir), yurisprudensi (lingkaran keempat),
peraturan perundang-undangan (lingkaran ketiga), UUD 1945 (lingkaran kedua),
dan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
- PLURALISME HUKUM (LEGAL PLURALISM)
Pluralisme
merupakan salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam membangun
tatanan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang. Kompleksitas
masyarakat Indonesia yang meliputi: struktur masyarakat, tatanan, bahasa dan
kebiasaan-kebiasaan mendorong terbentuknya pluralisme tersebut. Tatanan
masyarakat yang pluralistik ini akan mendasari terwujudnya sistem hukum modern
Indonesia yang sebaiknya mampu mengakomodasikan keragaman (legal pluralim)
(Hooker,1978). Van Vollenhoven menjabarkan Indonesia menjadi kuranglebih 19
wilayah/masyarakat hukum yang memiliki karakterisktik tatanan dan norma yang
berbeda-beda. Hal ini tentunya merupakan suatu tantangan bagi pembinaan hukum
nasional yang bertujuan untuk melakukan unifikasi sistem hukum dengan harapan
dapat mengakomodasi pluralisme dengan memasukkan nilai-nialai tradisional
(Rahardjo, 1994).
Sifat
pluralistik masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai pola tatanan sebagai
bentuk figurasi masyarakat menuntut pembangunan Hukum Nasional yang dapat
mencerminkan pluralisme hukum (legal pluralism) sebagai dasar
falsafahya. Hal ini memperkuat harapan agar pembangunan hukum modern Indonesia
sebaiknya lebih diarahkan untuk jaminan terhadap kebebasan anggota masyarakat untuk
memilih bentuk-bentuk hubungan hukum dan merancangnya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang disepakati, yang pada akhirnya akan lebih memperkaya
perkembangan bidang-bidang hukum di Indoensia.
Pluralisme tatanan yang ada dalam masyarakat tidak hanya
disebabkan oleh keragaman tatanan tingkah laku mayarakat yang telah diwariskan
dalam beberapa generasi, akan tetapi juga disebabkan oleh perbedaan-perbedaan
terhadap perubahan dan perkembangan struktur masyarakat yang secara fungsional
melahirkan kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan tujuan
yang bervariasi antar kelompok masyarakat. Secara garis besar, ada tiga kelompok masyarakat, yaitu
masyarakat tradisional, masyarakat transisi dan masyarakat modern (Soemardjan,
1993). Ketiga kelompok besar masyarakat ini memiliki struktur yang berbeda-beda
yang tentunya juga memiliki tatanan, kebutuhan, sistem nilai dan keyakinan yang
berbeda pula. Ketiga kelompok masyarakat tersebut dapat digambarkan pada gambar
di bawah ini:
- Sumber : Soemardjan, S. (1993). Adat, modernisasi dan pembangunan. Dalam Kumpulan tulisan mengenang Teuku Mohamad Radhie. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas Tarumanegara.
Dari kedua kutub budaya masyarakat tersebut terdapat
suatu perbedaan-perbedaan fundamental antara masyarakat tradisional dan
masyarakat modern yang bahkan kadang-kadang dapat dikatakan sebagai suatu yang
terpisah baik secara struktur maupun fungsi-fungsi kelembagaannya. Dari kedua kutub budaya tersebut
terdapat satu bentuk masyarakat yang disebut sebagai masyarakat transisi atau
peralihan, dimana mereka menunjukkan gerak perubahan dengan meninggalkan
tatanan adat menuju tatanan modern. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia
dapat dikelompokkan dalam bentuk typologi masyarakat ini.
Sekilas Jepang
Jepang adalah Negara yang terbentang
membentuk busur pada arah Barat Laut Samudra Pasifik di tepi Timur Benua
Eurasia. Terdiri dari pulau – pulau besar dan kecil dengan luas sekitar 378.000
km2 membentang dari Selatan ke Utara sepanjang 2.500 km dan terletak pada
sekitar 20° - 46° LU. Pulau – pulau utamanya adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku,
Kyushu, dan Okinawa.Honshu terbagi dalam 5 daerah, yaitu Tohoku, Kanto, Chubu,
Kinki dan Chugoku. Sekitar tiga perempat dari daratan Japang terdiri dari daerah
pegunungan dan perbukitan, sedangkan tanah datar yang tersedia untuk lahan dan
pengembangan kota sangat terbatas. Di daerah yang terbatas inilah tinggal lebih
kurang 130 juta penduduk.
Iklim umumnya lembut dengan
perubahan 4 musim yang jelas karena Jepang terletak hampir di pusat daerah
beriklim sedang. Musim semi dan musim gugur sangat nyaman namun pada musim
panas ( Juli – Agustus) angina bertiup dari Samudera Pasifik sehingga
menjadikan Jepang panas, sebaliknya pada musim dingin (Desember – Februari)
angin bertiup dari daratan menjadikan Jepang sangat dingin. Kecuali kepulauan
Hokkaido, pada bulan Juni berlangsung Tsuyu ( musim hujan) dan hampir setiap
hari turun hujan. Disamping itu, karena kepulauan Jepang memiliki struktur
daratan yang rumit dan memanjang dari Selatan ke Utara, adanya perbedaan iklim
yang mencolok antar daerah merupakan kekhasan tersendiri. Di Hokkaido dan
Honshu sekitar Laut Jepang, pada musim dingin curah saljunya tinggi. Dengan
memanfaatkan perubahan musim seperti ini berbagai macam olah raga pantai dan
olah raga musim dingin bisa dinikmati dengan menyenangkan.
Perihal makanan tidak hanya masakan
Jepang yang terdiri dari nasi, sebagai makanan pokok, serta sayuran, ikan, dan
daging saja sebagai lauk pauknya, masakan Cina dan Eropa pun cukup popular.
Dewasa ini bermacam – macam jenis masakan dari berbagai penjuru dunia bisa
dinikmati. Jepang juga dikarunia air yang bermutu dan fasilitas higiennya
sangat baik sehingga air keran di semua daerah aman di konsumsi.
Kebudayaan Jepang dewasa ini sangat
beragam. Para remaja putri yang mempelajari kebudayaan tradisional Jepang
seperti upacara minum teh (chadou) dan merangkai bunga (kadou) sekalipun senang
pergi menonton pertandingan olah raga. Begitu pula di kota – kota, bukanlah
pemandangan yang mengherankan manakala terlihat kuil – kuil kuno tegak
berdampingan dengan gedung – gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang
dewasa ini sebagai gabungan yang mengagumkan antara Kebudayaan lama dan kuno,
antara Timur dan Barat.
Seiring dengan kemajuan media
informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk dan hal – hal baru pun dengan
cepat tersebar luas di Jepang. Namun kebudayaan tradisional seperti festival
tradisional dan gaya hidup yang sudah berurat berakar di setiap daerah masih
tetap melekat sebagai ciri khas daerah ybs, sepeti halnya dialek daerah.
Demikian pula dengan industrinya. Jepang yang dulu dikenal sebagai Negara
agraris, hanya dengan melalui proses industrialisasi cepat selama 1 abad, kini
telah menjelma sebagai salah satu Negara industri maju di dunia. Berbagai
penelitian dalam berbagai bidang, mulai dari rekayasaa elektronik sampai
manajemen internasional dsb, bisa dilakukan di berbagai Universitas.
Sistem pendidikan Jepang
Sistem pendidikan di Jepang hampir sama dengan Indonesia.
Pertama, Sho^ gakko^ (SD), ada 6 kelas dari kelas satu sampai enam. Anak umur 6
tahun harus masuk SD kalas satu. Di Jepang pelajaran/semester baru mulai pada
bulan April. Hal ini sama dari SD sampai universitas. Bulan April itu musim
menjadi hangat, berbunga Sakura. Setiap tahun, anak umur 6 masuk SD disambut
bunga sakura. Biasanya di sekolah ada pohon Sakura. Mereka tamat pada umurnya
12.
Kedua, Chu^ gakko^ (SMP). ada 3 kelas dari kelas satu
sampai tiga. Muridnya umur 12 sampai 15.
Ketiga, Ko^to^ gakko^(SMA). ada 3 kelas dari kelas satu
sampai tiga. Muridnya umur 15 sampai 18. SMA itu ada macam-macam. SMA kesenian,
SMA teknologi, SMA pertanian, SMA perikanan, SMA perdagangan, dll.
kemudian, ada Daigaku (unversitas) atau Tanki Daigaku (junior college). Daigaku ada 4 kelas (terdiri dari 8 semester) dan Tanki Daigaku 2 kelas (terdiri dari 4 semester) .Mungkin Tanki Daigaku ini sama dengan diploma 2 di Indonesia. Tanki Daigaku juga 2 tahun.
kemudian, ada Daigaku (unversitas) atau Tanki Daigaku (junior college). Daigaku ada 4 kelas (terdiri dari 8 semester) dan Tanki Daigaku 2 kelas (terdiri dari 4 semester) .Mungkin Tanki Daigaku ini sama dengan diploma 2 di Indonesia. Tanki Daigaku juga 2 tahun.
Untuk lulus ujian masuk universitas yang berkualitas agak
susah. Kalau gagal ujian masuk, satu atau dua tahun belajar lagi untuk lulus.
(ujian masuk 1 tahun 1 kali saja.) Di Jepang juga ada semacam UMPTN. Untuk
masuk universitas negeri, harus ikut ujian ini. Memang untuk S2 dan S3 tidak
ada semacam UMPTN. Biaya sekolah universitas swasta dua kali atau tiga kali
lebih mahal daripada negeri. Universitas swasta, fakultas natural science biaya
sekolahnya lebih mahal daripada fakultas lain. Yang paling mahal fakultas
kedoktoran. Universitas negeri tidak ada bedanya biayanya tergantung fakultas.
Karakter Orang Jepang
Mengenal budaya merupakan salah satu kunci penting untuk membina saling pengertian. Berikut ini mengenai beberapa karakter orang Jepang yang dikatakan sebagai ciri khas orang atau masyarakat Jepang.
1. Mottainai
“Mite! Mite! Watashi no tabemono ga
nokoshitenai yo! (Lihat! Lihat! Makanan saya tidak bersisa!)” seru seorang anak
Jepang sambil menunjukkan mangkuk nasinya yang sudah kosong tanpa sebutir nasi
pun tersisa. Teman-temannya ikut berebut menunjukkan mangkuk nasinya yang juga
kosong.
Anak-anak yang ada dalam berita itu adalah
anak-anak TK yang baru saja dibacakan sebuah buku cerita berjudul “Mottainai
Obaachan”. Buku itu bercerita tentang seorang nenek yang tidak tidak pernah
menyia-nyiakan sesuatu. Nenek itu tidak pernah berteriak, berbicara pun hanya
sedikit, tapi dia selalu bertindak manakala melihat sesuatu yang sia-sia.
Contohnya, di buku itu diceritakan manakala cucu sang nenek meninggalkan
beberapa butir nasi dalam mangkuknya, sang nenek lalu segera mengambil mangkuk
itu dan menghabiskan nasi di dalamnya; atau ketika sang cucu menggosok gigi
sambil membiarkan kran air menyala, sang nenek akan langsung menghampiri dan
mematikan kran air itu.
Memangnya apa sih pentingnya? Itu kan cuma
buku cerita, buat anak-anak pula! Hoho... tunggu dulu! Anda akan kaget kalau
buku ini adalah salah satu media kampanye kebudayaan Jepang, dan telah
dibacakan pada sebagian besar taman kanak-kanak dan SD di seluruh Jepang!
Meskipun terdengar sederhana, mottainai
atau tidak menyia-nyiakan sesuatu (dalam bahasa kerennya lagi tidak mubadzir),
adalah sebuah kata yang memiliki kekuatan dahsyat dalam kebudayaan Jepang.
Seorang peneliti Jepang bernama Koichi Tanaka mendapat hadiah Nobel di bidang
kimia karena dia terlalu sayang membuang campuran yang salah prosedur. Tugasnya
kala itu adalah mencari matriks yang dapat mengionisasi makromolekul tanpa
merusak makromolekul tersebut dengan secara efisien menyerap energi laser. Di
salah satu percobaan trial and error-nya, secara tidak sengaja, alih-alih
menggunakan Cobalt Ultra Fine Metal Powder (UFMP) sebagai matriks, ia
menggunakan campuran gliserin-UFMP. Menyadari kesalahan tersebut, ketika hendak
membuang campuran yang ia buat, terlintas perkataan “mottainai”. Sangat sulit
dan mahal untuk mendapatkan UFMP. Karena itu, ia berusaha untuk memisahkan
gliserin dari UFMP melalui proses evaporasi menggunakan vacuum chamber. Untuk
mempercepat proses pengeringan, Tanaka menggunakan laser. Dan untuk memeriksa
apakah gliserin masih tersisa atau tidak, ia menyalakan spektrometer dan
memeriksa hasilnya. Dan.. jreng-jreng... ternyata hasil monitoring melalui
spektrometer menunjukkan grafik puncak yang selama ini ia cari. Dari
ketidaksengajaan dan rasa “mottainai” itulah ia berhasil mendapatkan hadiah
Nobel.
Orang Jepang pernah berkata, “Kami (bangsa
Jepang) sangat miskin ketika Perang Dunia II berakhir. Bukan karena kami kalah
dalam peperangan tersebut, tapi karena perang benar-benar menghabiskan semua
kepunyaan kami.
Seharusnya kita dapat mencontoh Jepang
dalam menerapkan “mottainai”nya. Tidak usah bermuluk-muluk mencanangkan gerakan
ini dan itu yang hanya membuang uang dengan anggaran penyelenggaraannya, cukup
dari hal kecil, dari diri sendiri, dan mulai hari ini.
2. Kesadaran
kelompok dan kerja keras
Pada umumnya orang sering
menyebutkan bahwa orang Jepang suka bekerja keras, suka berkelompok, dan
sebagainya. Begitu asyik dengan pekerjaannya sehingga orang Jepang suka lupa
waktu. Di perusahaan-perusahaan kurang terdengar suara keberatan untuk kerja
lembur. Hal tersebut didorong oleh rasa tanggung jawab dan semangat kelompok.
Orang Jepang pada umumnya cenderung kuat rasa keterikatannya terhadap kelompok
di mana dia berada, terutama perusahaan tempat kerjanya. Bilamana perusahaannya
menghadapi masalah atau tugas yang mendesak dan harus segera dituntaskan, maka
para karyawan merasa terpanggil untuk ikut memikul beban kerja bersama-sama,
dengan mengesampingkan kepentingan dan kesenangan pribadinya.
Tentu saja ada peraturan
ketenaga-kerjaan yang memberikan batasan terhadap jam kerja, lembur, dll. dan
masing-masing perusahaan menentukan aturannya sendiri dalam batasan yang sudah
ditetapkan itu. Dewasa ini mulai ada perubahan, bahkan timbul kesadaran,
terutama di kalangan karyawan muda, untuk lebih menikmati hidup dengan lebih
banyak menyisihkan waktu bagi keluarga dan rekreasi/ hiburan.
Kesadaran kelompok di kalangan orang
Jepang konon berakar pada budaya tanam padi di sawah di masa lampau yang harus
dikerjakan beramai-ramai, berdasarkan sistem kerjasama berkelompok dan kuatnya
ikatan kekeluargaan. Ada keteraturan kerja dalam mengolah sawah, melakukan
panen, mengatur pengairan, hingga mengatur komunitas pertanian tempat mereka
bermukim. Jiwa berkelompok ini kemudian diperkokoh oleh ajaran Konfusius, yang
masuk dari Cina, yang berpegang pada konsep kelompok kekeluargaan.
Dengan latar belakang sejarah
demikian, rasa keterikatan (kelompok) karyawan terhadap perusahaan dan rekan
kerja makin menjadi kuat dengan adanya apa yang dinamakan "life-time
employment", yakni kebiasaan orang Jepang setia bekerja seumur hidup
pada sebuah perusahaan saja. Akan tetapi, akhir-akhir ini makin banyak kaum
muda yang enggan terikat pada satu perusahaan; mereka lebih senang
berpindah-pindah menurut kehendak hatinya.
Kesetiaan kelompok tidak terbatas di
perusahaan atau kantor saja. Bisa saja dalam kelompok klub olahraga, klub
kesenian, kelompok ketetanggaan, kelompok kelas di sekolah, kelompok seangkatan
di universitas, dll. Orang yang masuk dalam sebuah kelompok, atau memang tergabung
dalam sebuah kelompok seperti kelompok ketetanggaan, merasa adalah kewajibannya
untuk bertindak seirama dengan kemauan kelompok dan tidak bertindak menonjolkan
diri atau lain sendiri karena hal itu akan mengundang rasa kurang senang
kelompoknya. Prestasi seorang individu dalam kelompok bukan lagi prestasi
pribadi yang bersangkutan tapi menjadi prestasi kelompoknya. Masyarakat Jepang
kurang dapat menerima sifat individualisme, apalagi yang mencolok seperti dalam
masyarakat Barat. Masyarakat Jepang selalu menjaga keharmonisan dengan
kelompok, lingkungan, dan alam.
3. Bushido
Bushido adalah etika moral bagi kaum
samurai. Berasal dari zaman Kamakura (1185-1333), terus berkembang mencapai
zaman Edo (1603-1867), bushido menekankan kesetiaan, keadilan, rasa malu,
tata-krama, kemurnian, kesederhanaan, semangat berperang, kehormatan, dll.
Aspek spiritual sangat dominan dalam falsafah bushido. Meski memang menekankan
"kemenangan terhadap pihak lawan", hal itu tidaklah berarti menang
dengan kekuatan fisik. Dalam semangat bushido, seorang samurai diharapkan
menjalani pelatihan spiritual guna menaklukkan dirinya sendiri, karena dengan
menaklukkan diri sendirilah orang baru dapat menaklukkan orang lain. Kekuatan
timbul dari kemenangan dalam disiplin diri. Justru kekuatan yang diperoleh
dengan cara inilah yang dapat menaklukkan sekaligus mengundang rasa hormat
pihak-pihak lain, sebagai kemantapan spiritual. Perilaku yang halus dianggap
merupakan aspek penting dalam mengungkapkan kekuatan spiritual.
Ada banyak persamaan antara semangat
ksatria Eropa masa lalu dengan semangat bushido, karena sama-sama mementingkan
keberanian, rasa malu, kehormatan, dll. Perbedaannya terletak pada kesetiaan.
Hubungan antara seorang satria Eropa dengan bawahan adalah berdasarkan perjanjian
sedangkan dalam bushido adalah semata-mata berkat kesetiaan.
Orang-orang di luar Jepang kerap
mengasosiasikan semangat bushido dengan praktek seppuku yang tidak
pernah dilakukan lagi di zaman modern ini. Seppuku adalah ritual bunuh diri
dengan merobek perut sendiri dengan sebilah pedang sebagai bukti rasa tanggung
jawab. Mengapa perut ?
Di masa-masa feodal dulu di Jepang, para pendekar perang menganggap perut sebagai tempat bermukimnya jiwa. Jadi pada waktu mereka harus membuktikan rasa tanggung jawab sebagai pendekar atas perbuatannya, mereka lebih memilih melakukan seppuku. Di jaman Edo, seppuku bahkan merupakan bentuk hukuman mati bagi anggota kelas samurai. Yang bersangkutan melakukan sendiri seppuku, untuk itu disediakan seseorang guna membantu menuntaskan kematian tersebut agar penderitaan tidak berlarut-larut. Dewasa ini seppuku sama sekali tidak dipraktekkan lagi. Kasus terakhir tercatat pada tahun 1970 ketika seorang sastrawan besar Mishima Yukio melakukan bunuh diri dengan cara ini, dan hal itu sangat mengejutkan seluruh negeri Jepang. Di luar Jepang, praktek seppuku lebih dikenal dengan hara-kiri (merobek perut).
Di masa-masa feodal dulu di Jepang, para pendekar perang menganggap perut sebagai tempat bermukimnya jiwa. Jadi pada waktu mereka harus membuktikan rasa tanggung jawab sebagai pendekar atas perbuatannya, mereka lebih memilih melakukan seppuku. Di jaman Edo, seppuku bahkan merupakan bentuk hukuman mati bagi anggota kelas samurai. Yang bersangkutan melakukan sendiri seppuku, untuk itu disediakan seseorang guna membantu menuntaskan kematian tersebut agar penderitaan tidak berlarut-larut. Dewasa ini seppuku sama sekali tidak dipraktekkan lagi. Kasus terakhir tercatat pada tahun 1970 ketika seorang sastrawan besar Mishima Yukio melakukan bunuh diri dengan cara ini, dan hal itu sangat mengejutkan seluruh negeri Jepang. Di luar Jepang, praktek seppuku lebih dikenal dengan hara-kiri (merobek perut).
4. Arti senyum
orang Jepang
Tidak hanya dalam keadaan senang
atau gembira orang Jepang tersenyum, dalam keadaan yang memilukan hati pun
orang Jepang bisa tersenyum. Sedemikian penting arti senyum orang Jepang
sampai-sampai ada buku yang berjudul "The Japanese Smile" yang
ditulis oleh Lafcadio Hearn, seorang sastrawan asal Inggris yang tinggal
di Jepang dan menjadi warganegara Jepang sejak 1890 sampai 1904.
Seperti juga sikap membungkuk atau
bersimpuh memberi hormat, tersenyum juga merupakan sikap untuk menyenangkan dan
sekaligus menghormati orang yang diajak bicara atau dihadapi. Sikap demikian
adalah wajib bila orang Jepang menghadapi orang tua, atasan, teman, dll.,
terutama orang yang harus dihormati. Namun orang yang bukan orang Jepang dan
belum mengenal budaya Jepang pasti akan terkejut menyaksikan senyum Jepang di
tengah duka atau keadaan berat. Hal tersebut pasti mengundang tanda-tanya
bahkan salah persepsi.
Sebenarnya sikap tersenyum, terutama
di kalangan wanita, merupakan salah satu sikap kendali diri yang sudah berakar
dalam kebudayaan Jepang. Perlu diketahui bahwa orang Jepang terbiasa untuk
tidak mengungkapkan perasaannya atau emosinya secara ekspresif /jelas. Kalau
gembira tidak perlu berteriak atau tertawa lepas meluapkan kegembiraan, dan
dalam kesedihan tidak perlu menangis meraung-raung. Pokoknya harus bisa
mengendalikan perasaan atau emosi, menekan emosi yang menggebu-gebu, terutama
bagi wanita. Emosi baru boleh lepas bebas waktu berlangsung festival, misalnya
ketika kelompok-kelompok ramai-ramai menggotong omikoshi (kuil kecil),
mereka berteriak-teriak dengan gembira.
Namun, berbagai ciri yang disebutkan
di atas tidak mutlak selalu demikian karena sudah banyak terjadi perubahan di
kalangan generasi muda Jepang yang bersikap lebih individualis dan ekspresif
seperti budaya Barat.
Dengan mengetahui
berbagai perilaku tersebut, orang dapat lebih mengerti sikap-sikap yang sering
terlihat dalam kelompok masyarakat Jepang, film-film Jepang atau yang terkait
dengan Jepang.
5. Nemawashi
Secara umum dapat dikatakan bahwa
dalam pergaulan atau interaksi sosial, orang Jepang selalu cenderung menjaga
harmoni dan menghindari timbulnya konflik. Seperti pernah disebutkan dalam
tulisan terdahulu, orang Jepang biasanya tidak akan menolak secara jelas tegas
suatu proposal atau permintaan, yang tidak dapat dipenuhinya. Penolakan
dilakukannya secara tidak langsung, lebih halus, mungkin dengan kata-kata
seperti "wah, sepertinya ini sulit juga ya..!", "saya coba
pikirkan lagi tapi saya rasa...". Untuk menjaga agar tidak terjadi konflik
dalam membicarakan sesuatu dalam forum resmi yang dihadiri banyak orang, pada
umumnya orang Jepang melakukan apa yang disebut "nemawashi",
yaitu semacam lobbying sebelumnya, membicarakan berbagai kemungkinan
keputusan dengan berbagai pihak yang berkepentingan seraya mengemukakan
pandangan dan pendapat sendiri juga. Dengan demikian, pada pembicaraan resmi,
sudah diperoleh kesepakatan dan konflik pun dapat terhindarkan. Proses
"nemawashi" memang makan waktu dan energi tapi membawa hasil yang
lebih baik daripada penerapan konfrontasi atau tekanan.
"Nemawashi" kerap
dilakukan di bidang politik dan bisnis, dalam perkumpulan, dll. di mana
berbagai kepentingan diperkirakan dapat berbenturan.
Kata "nemawashi" sendiri
sebenarnya berarti "menggali dulu di seputar pohon yang akan dicabut, baru
kemudian melakukan pencabutan akar", dalam arti mempersiapkan segala
sesuatunya sehingga tugas pokok menjadi lebih mudah dan lancar.
6. Rasa malu
Ada ungkapan lama
Jepang berbunyi "Kunshi wa hitori o tsutsushimu", yang artinya
"orang hebat selalu menjaga perilakunya, meskipun sedang sendiri."
Dari ungkapan itu tersirat bahwa menjaga perilaku diri sendiri itu dianggap
sangat penting, sekalipun tidak ada orang lain yang melihat. Orang Jepang
berusaha menjaga citranya sebagai manusia yang ideal yang tersimpan dalam
pikirannya. Apabila gagal menjaga citra tersebut, yang bersangkutan merasa malu
akan dirinya, dan juga malu terhadap orang-orang lain. Dengan demikian, rasa
malu yang dalam bahasa Jepang disebut haji - bukanlah karena takut akan
kritikan orang, takut dibenci orang dan sebagainya, tapi lebih disebabkan
penyesalan karena telah menodai citra diri sendiri. Kesimpulannya, rasa malu
itu timbul lebih banyak dari faktor internal /diri sendiri.
7. Masyarakat
yang vertikal dan patriakal
Masyarakat Jepang merupakan
masyarakat yang bersifat vertikal, artinya berdasarkan hubungan atas-bawah,
sekaligus bersifat patriakal. Sistem ini tidaklah terkait dengan kelas-kelas
dalam masyarakat, melainkan lebih pada penekanan terhadap kesenioran. Hubungan
kesenioran bisa diartikan sebagai hubungan antara atasan-bawahan, antara siswa
kelas yang lebih atas dan siswa kelas yang bawah di sekolah, atau bisa juga
hubungan antara orangtua-anak.
Sistem vertikal dan patriakal ini
pada dasarnya masih tetap berakar dalam masyarakat Jepang karena Jepang belum
sampai satu setengah abad terlepas dari sistem feudal masa lampaunya.
Dapat dikatakan bahwa dalam
kenyataan kehidupan Jepang, kesadaran tentang kesenioran ini sangat berperan
dalam masyarakat Jepang, terutama dalam menjaga berlangsungnya tatanan sosial
secara baik. Untuk itu, ada aturan-aturan moral yang menjaga kelancaran dan
kelanggengan hubungan demikian. Mereka yang secara sosial lebih tinggi
kedudukannya merasa terpanggil atau bahkan berkewajiban untuk melindungi atau
mengurus orang-orang yang berkedudukan di bawahnya, baik untuk urusan sosial
maupun pribadi. Di lain pihak, orang-orang yang kedudukannya lebih rendah
merasa patut membalas kebaikan tersebut dengan menyatakan hormat, kesetiaan.
Perasaan demikian disebut on (rasa utang budi). Orang-orang yang tidak
mempedulikan on kurang disukai dalam masyarakat karena dianggap kurang
bermoral.
Kemudian ada pula istilah giri yang
dapat dapat diterjemahkan kira-kira sebagai kewajiban moral dari orang-orang
yang merasa menanggung on terhadap orang-orang tertentu. Contoh nyata dari
ungkapan rasa on yang diwujudkan dalam pemberian yang bersifat giri
(kewajiban secara moral) adalah antara lain pemberian hadiah akhir tahun atau
tengah tahun dari orangtua murid kepada guru.
8. Sempai-kohai:
senior-junior
Salah satu
tatanan dalam masyarakat yang vertikal adalah hubungan sempai-kohai. Seorang
senior biasanya dipanggil sempai oleh para junior dan senior memanggil para
junior dengan namanya saja. Akan tetapi, kaitan sempai-kohai ini hanya terbatas
di kalangan siswa atau mahasiswa serta sesama karyawan perusahaan (dalam arti
siapa yang lebih dulu masuk perusahaan ybs.), tapi tidak bisa diterapkan dalam
hubungan antara atasan-bawahan, kakak-adik, orangtua-anak ataupun suami-istri.
Seorang sempai pada umumnya bersikap sebagai pengayom bagi para junior sehingga
boleh dikatakan adanya jalinan hubungan mirip kakak-adik.
Manajemen Gaya Jepang
Di kala ekonomi Jepang tumbuh mulai
tahun-tahun 1950-an dan pertumbuhan memuncak pada tahun-tahun 1970-an, banyak
orang di luar Jepang yang terkagum-kagum akan sistem manajemen gaya Jepang yang
membawa kemakmuran bagi rakyatnya. Ekonomi berkembang baik sehingga tingkat
kesejahteraan hidup meningkat, rakyat pun menikmati hasil pembangunan
negaranya. Perusahaan-perusahaan berkembang marak, baik yang berskala besar
maupun yang kecil. Sebenarnya, apa yang menjadi pilar atau tonggak pokok dari
manajemen perusahaan Jepang? Ada tiga pilar, yaitu sistem kerja seumur hidup di
sebuah perusahaan saja, kesenioran, dan serikat pekerja berdasarkan perusahaan.
Dalam praktek umumnya hingga
sekarang ? walaupun perubahan demi perubahan tengah berlangsung ? sekali
seorang calon karyawan melamar dan diterima bekerja di sebuah perusahaan, dia
akan bekerja seumur hidup di perusahaan tersebut hingga usia pensiun. Di waktu
dia harus keluar karena telah mencapai usia pensiun (biasanya sekitar 60-65
tahun), kedudukannya biasanya sudah cukup tinggi walau waktu baru masuk kerja
yang bersangkutan diterima untuk posisi bawah. Itulah keuntungan dari apa yang
dinamakan sistem kesenioran. Serikat pekerja yang dibentuk dalam kerangka satu
perusahaan tersebut, bekerjasama baik dengan pimpinan perusahaan bagi
kepentingan kesejahteraan karyawan.
Ketiga pilar pokok tersebutlah yang
telah menunjang perusahaan-perusahaan Jepang, kecil maupun besar, berkembang
baik sehingga membawa ekonomi Jepang berkembang marak. Namun kemudian timbul
resesi panjang setelah timbulnya berbagai perubahan, misalnya urbanisasi
besar-besaran, makin menipisnya populasi di daerah pertanian, kerusakan dan
pencemaran lingkungan, krisis minyak, dan kemudian meletusnya apa yang populer
disebut-sebut sebagai bubble economy (ekonomi yang menggelembung
melebihi nilainya yang sebenarnya), lalu terjadilah sejumlah perubahan yang
mulai mencabut akar sistem manajemen perusahaan Jepang. Setelah melalui parohan
kedua tahun-tahun 1980-an yang sesungguhnya merupakan masa keemasan dari bubble
economy (a.l. harga tanah melonjak secara luar biasa, dll), maka apa yang
disebut koudo-seichoki (masa pertumbuhan tinggi ekonomi) di masa
sebelumnya, sekarang sudah mulai merosot, malah yang terjadi adalah kelesuan
atau resesi ekonomi.
Seiiring dengan itu, sistem
manajemen Jepang yang dulu dipandang dengan terkagum-kagum, kini juga mulai
memudar karena orang-orang muda Jepang kurang suka terlalu terikat di satu
perusahaan saja, mereka tidak mudah merasa puas dan mencari kebebasan untuk
memperoleh kesempatan yang lebih baik sehingga berpindah-pindah kerja.
Muncullah istilah freeters
(karyawan bebas). Perusahaan pun berusaha meningkatkan efisiensi dengan
melakukan restrukturisasi, sementara pemerintah memberlakukan deregulasi guna
menjaga daya saing yang tinggi di pasar internasional. Maka sedikit demi
sedikit manajemen ala Jepang dengan sistem kerja seumur hidup, kesenioran, dan
serikat pekerja seperusahaan, sudah mulai ditinggalkan orang. Karyawan berpindah-pindah
kerja, mencari apa yang cocok dengan selera kebebasannya, perusahaan pun
terkadang memanfaatkan bantuan dari perusahaan lain secara sementara (outsourcing).
Maka secara perlahan namun makin banyak manajemen gaya Jepang pun menjadi pudar
dan mulai dijauhi.
Demikianlah salah satu ciri khas dan
perubahan yang sedang terjadi dalam masyarakat Jepang.
KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN INDIA
Kebudayaan Masyarakat India
Masyarakat
India merupakan etnik ketiga terbesar di Malaysia dan juga salah satu
kaum yang telah menyumbang ke arah pembentukan sebuah masyarakat majmuk
di negara kita. Seperti masyarakat lain, masyarakat India juga kaya
dengan ciri-ciri kebudayaan mereka dan masih mengekalkan kebudayaan
tersebut sehingga kini. Adat resam yang diamalkan oleh masyarakat India
mempunyai banyak persamaan dengan kebudayaan masyarakat Melayu. Ini
jelas terlihat dalam aspek kelahiran dan perkahwinan. Seperti juga
masyarakat lain, masyarakat India terdiri daripada pelbagai suku kaum,
justru itu maklumat berikut hanya memaparkan adat resam masyarakat India
secara umum.
Di
Indonesia sendiri, komunitas orang Indonesia keturunan India bersifat
tertutup. Mereka hanya berdiam diri di beberapa daerah tertentu. Di
Jakarta misalnya, komunitas India banyak ditemui di dareah Pasar Baru,
Sunter Podomoro, Gunung Sahari, Pademangan, dan beberapa di daerah
Pluit.
Komunitas
India yang tinggal di Jakarta biasanya berasal dari keturunan kelompok
masyarakat Punjabi yang berasal dari India Utara. Kebanyakan dari mereka
adalah orang Sikh, yang bukan merupakan penganut agama Hindu, melainkan
agama Sikh dengan guru besarnya, guru Nanak.
Komunitas
Punjabi sendiri banayk terdapat di pesisir Jawa, terbanyak di Surabaya,
dan beberapa di Bandung dan Yogyakarta. Kebanyakan profesi dari
keturunan Punjabi adalah pedagang, baik pedagang textile, export import,
dan lain sebagainya. Raam Punjabi adalah salah seorang keturuna Punjab
yang terkenal sebagai boss film film di Indonesia. Komunitas yang
berdiam di Sumatera kebanyakan berasal dari India Selatan atau daerah
Tamil. Sebagian besar dari keturunan ini bekerja di sektor perkebunan.
Tokoh yang terkenal dari keturunan Tamil adalah Marimutu Sinivasan, boss
kapas Indonesia.
Komunitas
India Utara dan India Selatan biasanya tidak bercampur satu sama lain.
Budaya, Bahasa, Makanan, dan adat istiadat mereka jauh berbeda. Arrange
married atau pernikahan yang dijodohkan tabu diadakan antara India Utara
dan Selatan. Mengapa demikian, karena komunitas India Utara yang
kebanyakan adalah orang Sikh tidak mengenal adanya pembagian kasta dan
dawri.
Lain
halnya dengan komunitas India Selatan, dimana hanya sesama kasta yang
boleh menikah, misalnya Brahmin dengan Brahmin, serta Kasatria dengan
Kasatria. Daeri adalah mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita,
semakin tinggi jabatan dan status social si pria maka semakin tinggi
mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita. Perjodohan dalam
komunitas ini menggunakan primbon dan hitungan lahir yang dinamakan
dengan Rashi. Rashi orang India berbeda dengan Rasi atau bintang orang
Cina atau Romawi. Rasi orang India hanya bisa diketahui melalui ahli
astrologi, biasanya dengan mengambil data-data kelahiran sang bayi
seperti jam dan hari, letak rumah/kamar tempat dia dilahirkan, dan
sebagainya. Para ahli astrologi ini tidak bisa sembarang pilih,
ditentukan juga berdasarkan sejarah orang tua/keturunannya. Sekali sang
astrolog memberitahukan rasi apa yang dibawa oleh seorang bayi yang baru
lahir, sampai besar rasi itu dibawa sang bayi untuk: Mencari jodoh,
mencari hari baik pernikahan, berpergian, membeli barang, sampai dengan
membangun rumah, dan menyewa rumah.
sumber ; http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/
sumber ; http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/
Kebudayaan Unik Masyarakat India
Budaya Sati
Budaya
Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana
seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan
kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan
kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di
India modern.
Crab Ritual
Di
kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut
Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai
korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran
kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan
mereka akan terpenuhi dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv
Ghela.
Burying Tradition
Tradisi
Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat
hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama
kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek
ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana
matahari.
Thaipusam
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .
Strange Health Ritual
Di
beberapa bagian India, tradisi ini dipraktekkan oleh para pemimpin
agama hindu untuk menyembuhkan anak-anak yang menderita penyakit ringan
seperti flu, demam. Setiap tahun polisi India menangkap orang-orang yang
melakukan praktek ini; ini ritual yang aneh dan berbahaya yang telah
dilakukan di India sekitar 500 tahun. Satu lagi misteri manusia untuk
Anda.
Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan di anak benua India. Ciri khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-rempah khas India dan sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka ragam hidangan vegetarian. Masakan India juga mencerminkan keanekaragaman iklim, demografi, dan agama. Agama dan kebudayaan India
berperan besar dalam perkembangan seni kuliner India. Walaupun
demikian, interaksi antarbudaya dengan kawasan yang bertetangga seperti Timur Tengah, Asia Tengah, dan Laut Tengah menjadikan masakan India sebagai percampuran unik dari berbagai masakan Asia. Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh pedagang Arab menyebabkan Vasco da Gama dan Christopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjelajahan di Eropa. Orang Eropa pada masa kolonial India
memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari Inggris dan
Perancis) kepada orang India, dan menambah keanekaragaman masakan India.
Masakan India juga mempengaruhi masakan negara-negara di lain di dunia,
terutama masakan Asia Tenggara, khususnya dalam pemakaian rempah-rempah untuk membuat hidangan serupa kari dalam Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Pakaian Tradisional Masyarakat India
Untuk Wanita
Untuk Pria
Tarian Tradisional Masyarakat India
INDIA dikenal
sebagai negara yang memiliki ragam sejarah. Banyak tempat di India
terdaftar sebagai situs warisan dunia karena pentingnya budaya mereka.
Berikut, sejumlah situs sejarah yang wajib Anda kunjungi saat bertandang
ke India.
- Taj Mahal
Taj
Mahal terletak di Agra, di negara bagian Uttar Pradesh, sekitar 200
kilometer (125 mil) dari Delhi. Dari kejauhan, Taj Mahal tampak seperti
alat tenun dongeng dari tepi Sungai Yamuna. Tempat ini sebenarnya sebuah
makam yang berisi jenazah istri kaisar Mughal Shah Jahan, Mumtaz Mahal.
Tempat ini dibangun sebagai kode cinta Mughal Shah Jahan kepada sang
istri.
Bangunan
yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun pada
tahun 1630. Pembangunannya membutuhkan waktu 22 tahun dan 20.000
pekerja. Taj Mahal buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 6.00
hingga 19:00 waktu setempat.
- Hampi
Hampi
berada di Karnataka, sekitar 350 kilometer (217 mil) dari Bangalore.
Hampi pernah menjadi ibukota terakhir Vijayanagar, salah satu kerajaan
Hindu terbesar dalam sejarah India. Tempat ini memiliki beberapa
reruntuhan yang sangat menawan. Bangunannya berupa batu-batu besar di
seluruh lanskapnya.Reruntuhannya yang dibangun sejak ke abad ke-14
memanjang sejauh lebih dari 25 km (10 mil). Lebih dari 500 monumen di
sepanjang reruntuhan itu. Tempat ini dibuka tiap hari dari pukul 08.30
hingga 17.30 waktu setempat. Untuk melihat keseluruhan reuntuhan tidak
dikenai tiket. Namun, Anda akan dikenai biaya 5 dolar Amerika Serikat
atau sekitar Rp45 ribu untuk melihat kuil Vittala dan kuil Gajah.
- Kuil Khajuraho
Kuil
Khajuraho terletak di utara Madhya Pradesh, sekitar 620 kilometer (385
mil) tenggara Delhi. Kuil ini merupakan bukti bahwa Kama Sutra berasal
dari India. Di sini Anda akan melihat Erotika berlimpah dengan lebih
dari 20 kuil yang ditujukan untuk seksualitas dan seks serta candi-candi
yang paling terkenal dengan patung erotis. Namun, candi-candi itu
menunjukkan sebuah perayaan cinta, kehidupan, dan ibadah. Mereka juga
menyediakan penglihatan tak terbatas ke dalam keyakinan Hindu kuno dan
praktik Tantra. Kuil Khajuraho buka setiap hari dari matahari terbit
sampai matahari terbenam. Harga tiket ini yakni 5 dolar Amerika Serikat.
- Gua Ajanta dan Ellora
Kedua
gua ini terletak di utara Maharastra, sekitar 400 kilometer (250 mil)
dari Mumbai. Yang mengagumkan adalah 34 gua batu bukit yang diukir
dengan teliti. Gua-gua itu berasal dari Abad ke-6 hingga ke-11 Masehi.
Uniknya, ukiran itu dibuat dengan tangan, palu, dan pahat. Gua Ajanta
buka setiap hari kecuali hari Senin sedangkan gua Ellora tutup hari
Selasa. Untuk memasuki gua Ajanta dikenakan biaya US$10 (sekitar
Rp90.000) sedangkan Gua Ellora dikenakan biaya US$5 (sekitar Rp 45.000).
- Fatehpur Sikri
Fatehpur
Sikri terletak 40 km (25 mil) dari Agra, di Uttar Pradesh. Fatehpur
Sikri dulunya ibukota kebanggaan Kekaisaran Mughal pada abad ke 16.
Fatehpur Sikri sekarang berdiri kosong sebagai kota hantu namun terjaga
dengan baik. Tempat ini telah ditinggalkan oleh penghuninya karena
pasokan air tidak mencukupi. Dibangun dari batu merah, Fatehpur Sikri
penuh dengan istana-istana agung dan halaman yang luas. Anda hampir
dapat merasakan kembali ke abad pertengahan di sini. Fatephur Sikri buka
dari matahari terbit sampai matahari terbenam dan Anda hanya perlu
menyediakan uang US$5 (sekitar Rp45.000) untuk masuk ke dalamnya.
Kebudayaan Masyarakat India
India
adalah negara yang sekuler, toleransi yang kuat dan menerima perbedaan
sebagai keberadaan Sang Pencipta. Jika setiap agama di dunia menerima
kebenaran agama lain maka masalah di dunia ini tak akan ada masalah.
Karena setiap agama memiliki esensi yang sama hanya ritualnya saja
berbeda. Dan yang terjadi di Indonesia sekarang ini kebanyakan adalah
mempermasalahkan perbedaan-perbedaan kulit itu saja dan tidak pernah mau
melihat kesamaan-kesamaan dari esensi yang satu adanya. Sehingga banyak
permasalahan-permasalahan timbul karena ketidakpahaman dan kesadaran
rendah mengenai ritual dari kalangan masyarakat bawah. Padahal tujuan
ritual itu sendiri adalah menjadikan diri kita selalu mengingat-Nya
dalam arti kata menjadikan spiritual sebagai gaya hidup. Begitu juga
dengan para elite atas dan para ulama-ulama dari masing-masing agama
selalu berusaha menonjolkan kehebatan agamanya masing-masing agar tidak
kehilangan umat. Yang terjadi adalah kwantitas lebih dipentingkan
daripada kwalitas itu sendiri.
Munculnya
buku-buku suci bukan hanya untuk satu agama saja melainkan untuk
seluruh umat manusia sehingga buku-buku suci atau kitab-kitab suci
bersifat universal. Kebudayaan India merupakan asimilasi dari berbagai
kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah lahir di Dunia. Dan kebudayaan
India muncul dari Weda yang bukan hanya sebagai kitab suci karena Weda
adalah ilmu pengetahuan Semesta. Dari Weda pula muncul berbagai aliran
dan kebudayaan, berdasar hal itulah di India menjadi sekuler country
yang memiliki banyak culture dan hal ini tidak menimbulkan pertentangan
seperti yang terjadi di Indonesia. Karena masyarakat masa depan adalah
masyarakat multi culture dari berbagai negara, berbagai kebudayaan dan
satu kemanusiaan.
Indiapun
memiliki objek-objek wisata yang dibangun oleh orang-orang yang
beragama Islam seperti Taj Mahal dan lain-lain. Tetapi India tidak
mempermasalahkan hal itu. Tidak seperti yang terjadi di Indonesia yang
mana Candi Borobudur hanya dijadikan objek dan bahkan pernah di Bom
karena merasa peninggalan leluhur sendiri dirasa tidak seagama dengan
dirinya.
Menurut
Sanskrit diri kita pun harus menjadi pendeta bagi dirinya sendiri
karena pendita berarti adalah orang yang mengetahui kesalahan-kesalahan
diri sendiri. Dan sebagai orang yang beragama harus selalu koreksi diri
sendiri. Dan harus legowo dengan kritikan orang lain, sehingga manusia
akan menjadi bebas atau mokhsa dalam hidup ini. Bukan mokhsa yang
dipikirkan bahwa akan hilang jasadnya bila ajal menjemput, tapi moksha
dalam arti yang sebenarnya adalah bebas dari pikiran-pikiran yang
membelenggu dan bebas menerima segala masukan dari siapa saja.
Budaya
Bali akan berkembang seiring dengan kemajuan jaman tapi yang perlu
diketahui bukanlah mengajegkan budaya Bali seolah-olah baku, tapi
bagaimana kita dapat mempertahankan esensi budaya bali dengan local
genius yang kita miliki, mengambil yang baik dan membuang yang jelek.
Tidak seperti yang terjadi sekarang adalah memakai buah-buahan import
untuk banten persembahan hanya karena ingin dilihat mewah, memakai
kebaya brokat yang mahal-mahal hanya karena ingin dilihat seksi dan
melupakan tujuan ke pura itu sendiri, membiasakan berulang tahun di MC
Donald bagi anak-anak atau KFC, tidak mau mempelajari kebijaksanaan dari
budaya-budaya kidung dll. Begitu banyak ketimpangan-ketimpangan yang
tidak di protes dan direspon oleh masyarakat karena banyak orang
baik-baik di masyarakat tidak berani berbicara. Dan semua itu termasuk
kesalahan kita semua sebagai masyarakat yang hanya melihat dan
membiarkan hal itu terjadi. Apabila ingin budaya bali berkembang dan
tetap hidup di masyarakat dan senantiasa mewarnai kehidupan sehari-hari,
maka kita harus mempraktekan dan menggunakan budaya itu sehari-hari dan
tidak melupakan esensi yang terkandung dalam budaya Bali karena banyak
mengandung filsafat-filsafat hidup.
Budaya Sati
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.
Crab Ritual
Di
kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut
Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai
korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran
kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan
mereka akan dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.
Burying Tradition
KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN INDIA
Kebudayaan Masyarakat India
Masyarakat
India merupakan etnik ketiga terbesar di Malaysia dan juga salah satu
kaum yang telah menyumbang ke arah pembentukan sebuah masyarakat majmuk
di negara kita. Seperti masyarakat lain, masyarakat India juga kaya
dengan ciri-ciri kebudayaan mereka dan masih mengekalkan kebudayaan
tersebut sehingga kini. Adat resam yang diamalkan oleh masyarakat India
mempunyai banyak persamaan dengan kebudayaan masyarakat Melayu. Ini
jelas terlihat dalam aspek kelahiran dan perkahwinan. Seperti juga
masyarakat lain, masyarakat India terdiri daripada pelbagai suku kaum,
justru itu maklumat berikut hanya memaparkan adat resam masyarakat India
secara umum.
Di
Indonesia sendiri, komunitas orang Indonesia keturunan India bersifat
tertutup. Mereka hanya berdiam diri di beberapa daerah tertentu. Di
Jakarta misalnya, komunitas India banyak ditemui di dareah Pasar Baru,
Sunter Podomoro, Gunung Sahari, Pademangan, dan beberapa di daerah
Pluit.
Komunitas
India yang tinggal di Jakarta biasanya berasal dari keturunan kelompok
masyarakat Punjabi yang berasal dari India Utara. Kebanyakan dari mereka
adalah orang Sikh, yang bukan merupakan penganut agama Hindu, melainkan
agama Sikh dengan guru besarnya, guru Nanak.
Komunitas
Punjabi sendiri banayk terdapat di pesisir Jawa, terbanyak di Surabaya,
dan beberapa di Bandung dan Yogyakarta. Kebanyakan profesi dari
keturunan Punjabi adalah pedagang, baik pedagang textile, export import,
dan lain sebagainya. Raam Punjabi adalah salah seorang keturuna Punjab
yang terkenal sebagai boss film film di Indonesia. Komunitas yang
berdiam di Sumatera kebanyakan berasal dari India Selatan atau daerah
Tamil. Sebagian besar dari keturunan ini bekerja di sektor perkebunan.
Tokoh yang terkenal dari keturunan Tamil adalah Marimutu Sinivasan, boss
kapas Indonesia.
Komunitas
India Utara dan India Selatan biasanya tidak bercampur satu sama lain.
Budaya, Bahasa, Makanan, dan adat istiadat mereka jauh berbeda. Arrange
married atau pernikahan yang dijodohkan tabu diadakan antara India Utara
dan Selatan. Mengapa demikian, karena komunitas India Utara yang
kebanyakan adalah orang Sikh tidak mengenal adanya pembagian kasta dan
dawri.
Lain
halnya dengan komunitas India Selatan, dimana hanya sesama kasta yang
boleh menikah, misalnya Brahmin dengan Brahmin, serta Kasatria dengan
Kasatria. Daeri adalah mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita,
semakin tinggi jabatan dan status social si pria maka semakin tinggi
mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita. Perjodohan dalam
komunitas ini menggunakan primbon dan hitungan lahir yang dinamakan
dengan Rashi. Rashi orang India berbeda dengan Rasi atau bintang orang
Cina atau Romawi. Rasi orang India hanya bisa diketahui melalui ahli
astrologi, biasanya dengan mengambil data-data kelahiran sang bayi
seperti jam dan hari, letak rumah/kamar tempat dia dilahirkan, dan
sebagainya. Para ahli astrologi ini tidak bisa sembarang pilih,
ditentukan juga berdasarkan sejarah orang tua/keturunannya. Sekali sang
astrolog memberitahukan rasi apa yang dibawa oleh seorang bayi yang baru
lahir, sampai besar rasi itu dibawa sang bayi untuk: Mencari jodoh,
mencari hari baik pernikahan, berpergian, membeli barang, sampai dengan
membangun rumah, dan menyewa rumah.
sumber ; http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/
sumber ; http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/
Kebudayaan Unik Masyarakat India
Budaya Sati
Budaya
Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana
seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan
kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan
kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di
India modern.
Crab Ritual
Di
kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut
Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai
korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran
kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan
mereka akan terpenuhi dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv
Ghela.
Burying Tradition
Tradisi
Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat
hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama
kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek
ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana
matahari.
Thaipusam
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .
Strange Health Ritual
Di
beberapa bagian India, tradisi ini dipraktekkan oleh para pemimpin
agama hindu untuk menyembuhkan anak-anak yang menderita penyakit ringan
seperti flu, demam. Setiap tahun polisi India menangkap orang-orang yang
melakukan praktek ini; ini ritual yang aneh dan berbahaya yang telah
dilakukan di India sekitar 500 tahun. Satu lagi misteri manusia untuk
Anda.
Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan di anak benua India. Ciri khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-rempah khas India dan sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka ragam hidangan vegetarian. Masakan India juga mencerminkan keanekaragaman iklim, demografi, dan agama. Agama dan kebudayaan India
berperan besar dalam perkembangan seni kuliner India. Walaupun
demikian, interaksi antarbudaya dengan kawasan yang bertetangga seperti Timur Tengah, Asia Tengah, dan Laut Tengah menjadikan masakan India sebagai percampuran unik dari berbagai masakan Asia. Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh pedagang Arab menyebabkan Vasco da Gama dan Christopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjelajahan di Eropa. Orang Eropa pada masa kolonial India
memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari Inggris dan
Perancis) kepada orang India, dan menambah keanekaragaman masakan India.
Masakan India juga mempengaruhi masakan negara-negara di lain di dunia,
terutama masakan Asia Tenggara, khususnya dalam pemakaian rempah-rempah untuk membuat hidangan serupa kari dalam Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Pakaian Tradisional Masyarakat India
Untuk Wanita
Untuk Pria
Tarian Tradisional Masyarakat India
INDIA dikenal
sebagai negara yang memiliki ragam sejarah. Banyak tempat di India
terdaftar sebagai situs warisan dunia karena pentingnya budaya mereka.
Berikut, sejumlah situs sejarah yang wajib Anda kunjungi saat bertandang
ke India.
- Taj Mahal
Taj
Mahal terletak di Agra, di negara bagian Uttar Pradesh, sekitar 200
kilometer (125 mil) dari Delhi. Dari kejauhan, Taj Mahal tampak seperti
alat tenun dongeng dari tepi Sungai Yamuna. Tempat ini sebenarnya sebuah
makam yang berisi jenazah istri kaisar Mughal Shah Jahan, Mumtaz Mahal.
Tempat ini dibangun sebagai kode cinta Mughal Shah Jahan kepada sang
istri.
Bangunan
yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun pada
tahun 1630. Pembangunannya membutuhkan waktu 22 tahun dan 20.000
pekerja. Taj Mahal buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 6.00
hingga 19:00 waktu setempat.
- Hampi
Hampi
berada di Karnataka, sekitar 350 kilometer (217 mil) dari Bangalore.
Hampi pernah menjadi ibukota terakhir Vijayanagar, salah satu kerajaan
Hindu terbesar dalam sejarah India. Tempat ini memiliki beberapa
reruntuhan yang sangat menawan. Bangunannya berupa batu-batu besar di
seluruh lanskapnya.Reruntuhannya yang dibangun sejak ke abad ke-14
memanjang sejauh lebih dari 25 km (10 mil). Lebih dari 500 monumen di
sepanjang reruntuhan itu. Tempat ini dibuka tiap hari dari pukul 08.30
hingga 17.30 waktu setempat. Untuk melihat keseluruhan reuntuhan tidak
dikenai tiket. Namun, Anda akan dikenai biaya 5 dolar Amerika Serikat
atau sekitar Rp45 ribu untuk melihat kuil Vittala dan kuil Gajah.
- Kuil Khajuraho
Kuil
Khajuraho terletak di utara Madhya Pradesh, sekitar 620 kilometer (385
mil) tenggara Delhi. Kuil ini merupakan bukti bahwa Kama Sutra berasal
dari India. Di sini Anda akan melihat Erotika berlimpah dengan lebih
dari 20 kuil yang ditujukan untuk seksualitas dan seks serta candi-candi
yang paling terkenal dengan patung erotis. Namun, candi-candi itu
menunjukkan sebuah perayaan cinta, kehidupan, dan ibadah. Mereka juga
menyediakan penglihatan tak terbatas ke dalam keyakinan Hindu kuno dan
praktik Tantra. Kuil Khajuraho buka setiap hari dari matahari terbit
sampai matahari terbenam. Harga tiket ini yakni 5 dolar Amerika Serikat.
- Gua Ajanta dan Ellora
Kedua
gua ini terletak di utara Maharastra, sekitar 400 kilometer (250 mil)
dari Mumbai. Yang mengagumkan adalah 34 gua batu bukit yang diukir
dengan teliti. Gua-gua itu berasal dari Abad ke-6 hingga ke-11 Masehi.
Uniknya, ukiran itu dibuat dengan tangan, palu, dan pahat. Gua Ajanta
buka setiap hari kecuali hari Senin sedangkan gua Ellora tutup hari
Selasa. Untuk memasuki gua Ajanta dikenakan biaya US$10 (sekitar
Rp90.000) sedangkan Gua Ellora dikenakan biaya US$5 (sekitar Rp 45.000).
- Fatehpur Sikri
Fatehpur
Sikri terletak 40 km (25 mil) dari Agra, di Uttar Pradesh. Fatehpur
Sikri dulunya ibukota kebanggaan Kekaisaran Mughal pada abad ke 16.
Fatehpur Sikri sekarang berdiri kosong sebagai kota hantu namun terjaga
dengan baik. Tempat ini telah ditinggalkan oleh penghuninya karena
pasokan air tidak mencukupi. Dibangun dari batu merah, Fatehpur Sikri
penuh dengan istana-istana agung dan halaman yang luas. Anda hampir
dapat merasakan kembali ke abad pertengahan di sini. Fatephur Sikri buka
dari matahari terbit sampai matahari terbenam dan Anda hanya perlu
menyediakan uang US$5 (sekitar Rp45.000) untuk masuk ke dalamnya.
Kebudayaan Masyarakat India
India
adalah negara yang sekuler, toleransi yang kuat dan menerima perbedaan
sebagai keberadaan Sang Pencipta. Jika setiap agama di dunia menerima
kebenaran agama lain maka masalah di dunia ini tak akan ada masalah.
Karena setiap agama memiliki esensi yang sama hanya ritualnya saja
berbeda. Dan yang terjadi di Indonesia sekarang ini kebanyakan adalah
mempermasalahkan perbedaan-perbedaan kulit itu saja dan tidak pernah mau
melihat kesamaan-kesamaan dari esensi yang satu adanya. Sehingga banyak
permasalahan-permasalahan timbul karena ketidakpahaman dan kesadaran
rendah mengenai ritual dari kalangan masyarakat bawah. Padahal tujuan
ritual itu sendiri adalah menjadikan diri kita selalu mengingat-Nya
dalam arti kata menjadikan spiritual sebagai gaya hidup. Begitu juga
dengan para elite atas dan para ulama-ulama dari masing-masing agama
selalu berusaha menonjolkan kehebatan agamanya masing-masing agar tidak
kehilangan umat. Yang terjadi adalah kwantitas lebih dipentingkan
daripada kwalitas itu sendiri.
Munculnya
buku-buku suci bukan hanya untuk satu agama saja melainkan untuk
seluruh umat manusia sehingga buku-buku suci atau kitab-kitab suci
bersifat universal. Kebudayaan India merupakan asimilasi dari berbagai
kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah lahir di Dunia. Dan kebudayaan
India muncul dari Weda yang bukan hanya sebagai kitab suci karena Weda
adalah ilmu pengetahuan Semesta. Dari Weda pula muncul berbagai aliran
dan kebudayaan, berdasar hal itulah di India menjadi sekuler country
yang memiliki banyak culture dan hal ini tidak menimbulkan pertentangan
seperti yang terjadi di Indonesia. Karena masyarakat masa depan adalah
masyarakat multi culture dari berbagai negara, berbagai kebudayaan dan
satu kemanusiaan.
Indiapun
memiliki objek-objek wisata yang dibangun oleh orang-orang yang
beragama Islam seperti Taj Mahal dan lain-lain. Tetapi India tidak
mempermasalahkan hal itu. Tidak seperti yang terjadi di Indonesia yang
mana Candi Borobudur hanya dijadikan objek dan bahkan pernah di Bom
karena merasa peninggalan leluhur sendiri dirasa tidak seagama dengan
dirinya.
Menurut
Sanskrit diri kita pun harus menjadi pendeta bagi dirinya sendiri
karena pendita berarti adalah orang yang mengetahui kesalahan-kesalahan
diri sendiri. Dan sebagai orang yang beragama harus selalu koreksi diri
sendiri. Dan harus legowo dengan kritikan orang lain, sehingga manusia
akan menjadi bebas atau mokhsa dalam hidup ini. Bukan mokhsa yang
dipikirkan bahwa akan hilang jasadnya bila ajal menjemput, tapi moksha
dalam arti yang sebenarnya adalah bebas dari pikiran-pikiran yang
membelenggu dan bebas menerima segala masukan dari siapa saja.
Budaya
Bali akan berkembang seiring dengan kemajuan jaman tapi yang perlu
diketahui bukanlah mengajegkan budaya Bali seolah-olah baku, tapi
bagaimana kita dapat mempertahankan esensi budaya bali dengan local
genius yang kita miliki, mengambil yang baik dan membuang yang jelek.
Tidak seperti yang terjadi sekarang adalah memakai buah-buahan import
untuk banten persembahan hanya karena ingin dilihat mewah, memakai
kebaya brokat yang mahal-mahal hanya karena ingin dilihat seksi dan
melupakan tujuan ke pura itu sendiri, membiasakan berulang tahun di MC
Donald bagi anak-anak atau KFC, tidak mau mempelajari kebijaksanaan dari
budaya-budaya kidung dll. Begitu banyak ketimpangan-ketimpangan yang
tidak di protes dan direspon oleh masyarakat karena banyak orang
baik-baik di masyarakat tidak berani berbicara. Dan semua itu termasuk
kesalahan kita semua sebagai masyarakat yang hanya melihat dan
membiarkan hal itu terjadi. Apabila ingin budaya bali berkembang dan
tetap hidup di masyarakat dan senantiasa mewarnai kehidupan sehari-hari,
maka kita harus mempraktekan dan menggunakan budaya itu sehari-hari dan
tidak melupakan esensi yang terkandung dalam budaya Bali karena banyak
mengandung filsafat-filsafat hidup.
Budaya Sati
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.
Crab Ritual
Di
kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut
Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai
korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran
kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan
mereka akan dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.
Burying Tradition
KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN INDIA
Kebudayaan Masyarakat India
Masyarakat
India merupakan etnik ketiga terbesar di Malaysia dan juga salah satu
kaum yang telah menyumbang ke arah pembentukan sebuah masyarakat majmuk
di negara kita. Seperti masyarakat lain, masyarakat India juga kaya
dengan ciri-ciri kebudayaan mereka dan masih mengekalkan kebudayaan
tersebut sehingga kini. Adat resam yang diamalkan oleh masyarakat India
mempunyai banyak persamaan dengan kebudayaan masyarakat Melayu. Ini
jelas terlihat dalam aspek kelahiran dan perkahwinan. Seperti juga
masyarakat lain, masyarakat India terdiri daripada pelbagai suku kaum,
justru itu maklumat berikut hanya memaparkan adat resam masyarakat India
secara umum.
Di
Indonesia sendiri, komunitas orang Indonesia keturunan India bersifat
tertutup. Mereka hanya berdiam diri di beberapa daerah tertentu. Di
Jakarta misalnya, komunitas India banyak ditemui di dareah Pasar Baru,
Sunter Podomoro, Gunung Sahari, Pademangan, dan beberapa di daerah
Pluit.
Komunitas
India yang tinggal di Jakarta biasanya berasal dari keturunan kelompok
masyarakat Punjabi yang berasal dari India Utara. Kebanyakan dari mereka
adalah orang Sikh, yang bukan merupakan penganut agama Hindu, melainkan
agama Sikh dengan guru besarnya, guru Nanak.
Komunitas
Punjabi sendiri banayk terdapat di pesisir Jawa, terbanyak di Surabaya,
dan beberapa di Bandung dan Yogyakarta. Kebanyakan profesi dari
keturunan Punjabi adalah pedagang, baik pedagang textile, export import,
dan lain sebagainya. Raam Punjabi adalah salah seorang keturuna Punjab
yang terkenal sebagai boss film film di Indonesia. Komunitas yang
berdiam di Sumatera kebanyakan berasal dari India Selatan atau daerah
Tamil. Sebagian besar dari keturunan ini bekerja di sektor perkebunan.
Tokoh yang terkenal dari keturunan Tamil adalah Marimutu Sinivasan, boss
kapas Indonesia.
Komunitas
India Utara dan India Selatan biasanya tidak bercampur satu sama lain.
Budaya, Bahasa, Makanan, dan adat istiadat mereka jauh berbeda. Arrange
married atau pernikahan yang dijodohkan tabu diadakan antara India Utara
dan Selatan. Mengapa demikian, karena komunitas India Utara yang
kebanyakan adalah orang Sikh tidak mengenal adanya pembagian kasta dan
dawri.
Lain
halnya dengan komunitas India Selatan, dimana hanya sesama kasta yang
boleh menikah, misalnya Brahmin dengan Brahmin, serta Kasatria dengan
Kasatria. Daeri adalah mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita,
semakin tinggi jabatan dan status social si pria maka semakin tinggi
mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita. Perjodohan dalam
komunitas ini menggunakan primbon dan hitungan lahir yang dinamakan
dengan Rashi. Rashi orang India berbeda dengan Rasi atau bintang orang
Cina atau Romawi. Rasi orang India hanya bisa diketahui melalui ahli
astrologi, biasanya dengan mengambil data-data kelahiran sang bayi
seperti jam dan hari, letak rumah/kamar tempat dia dilahirkan, dan
sebagainya. Para ahli astrologi ini tidak bisa sembarang pilih,
ditentukan juga berdasarkan sejarah orang tua/keturunannya. Sekali sang
astrolog memberitahukan rasi apa yang dibawa oleh seorang bayi yang baru
lahir, sampai besar rasi itu dibawa sang bayi untuk: Mencari jodoh,
mencari hari baik pernikahan, berpergian, membeli barang, sampai dengan
membangun rumah, dan menyewa rumah.
sumber ; http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/
sumber ; http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/
Kebudayaan Unik Masyarakat India
Budaya Sati
Budaya
Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana
seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan
kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan
kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di
India modern.
Crab Ritual
Di
kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut
Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai
korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran
kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan
mereka akan terpenuhi dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv
Ghela.
Burying Tradition
Tradisi
Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat
hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama
kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek
ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana
matahari.
Thaipusam
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .
Strange Health Ritual
Di
beberapa bagian India, tradisi ini dipraktekkan oleh para pemimpin
agama hindu untuk menyembuhkan anak-anak yang menderita penyakit ringan
seperti flu, demam. Setiap tahun polisi India menangkap orang-orang yang
melakukan praktek ini; ini ritual yang aneh dan berbahaya yang telah
dilakukan di India sekitar 500 tahun. Satu lagi misteri manusia untuk
Anda.
Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan di anak benua India. Ciri khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-rempah khas India dan sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka ragam hidangan vegetarian. Masakan India juga mencerminkan keanekaragaman iklim, demografi, dan agama. Agama dan kebudayaan India
berperan besar dalam perkembangan seni kuliner India. Walaupun
demikian, interaksi antarbudaya dengan kawasan yang bertetangga seperti Timur Tengah, Asia Tengah, dan Laut Tengah menjadikan masakan India sebagai percampuran unik dari berbagai masakan Asia. Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh pedagang Arab menyebabkan Vasco da Gama dan Christopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjelajahan di Eropa. Orang Eropa pada masa kolonial India
memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari Inggris dan
Perancis) kepada orang India, dan menambah keanekaragaman masakan India.
Masakan India juga mempengaruhi masakan negara-negara di lain di dunia,
terutama masakan Asia Tenggara, khususnya dalam pemakaian rempah-rempah untuk membuat hidangan serupa kari dalam Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Pakaian Tradisional Masyarakat India
Untuk Wanita
Untuk Pria
Tarian Tradisional Masyarakat India
INDIA dikenal
sebagai negara yang memiliki ragam sejarah. Banyak tempat di India
terdaftar sebagai situs warisan dunia karena pentingnya budaya mereka.
Berikut, sejumlah situs sejarah yang wajib Anda kunjungi saat bertandang
ke India.
- Taj Mahal
Taj
Mahal terletak di Agra, di negara bagian Uttar Pradesh, sekitar 200
kilometer (125 mil) dari Delhi. Dari kejauhan, Taj Mahal tampak seperti
alat tenun dongeng dari tepi Sungai Yamuna. Tempat ini sebenarnya sebuah
makam yang berisi jenazah istri kaisar Mughal Shah Jahan, Mumtaz Mahal.
Tempat ini dibangun sebagai kode cinta Mughal Shah Jahan kepada sang
istri.
Bangunan
yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun pada
tahun 1630. Pembangunannya membutuhkan waktu 22 tahun dan 20.000
pekerja. Taj Mahal buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 6.00
hingga 19:00 waktu setempat.
- Hampi
Hampi
berada di Karnataka, sekitar 350 kilometer (217 mil) dari Bangalore.
Hampi pernah menjadi ibukota terakhir Vijayanagar, salah satu kerajaan
Hindu terbesar dalam sejarah India. Tempat ini memiliki beberapa
reruntuhan yang sangat menawan. Bangunannya berupa batu-batu besar di
seluruh lanskapnya.Reruntuhannya yang dibangun sejak ke abad ke-14
memanjang sejauh lebih dari 25 km (10 mil). Lebih dari 500 monumen di
sepanjang reruntuhan itu. Tempat ini dibuka tiap hari dari pukul 08.30
hingga 17.30 waktu setempat. Untuk melihat keseluruhan reuntuhan tidak
dikenai tiket. Namun, Anda akan dikenai biaya 5 dolar Amerika Serikat
atau sekitar Rp45 ribu untuk melihat kuil Vittala dan kuil Gajah.
- Kuil Khajuraho
Kuil
Khajuraho terletak di utara Madhya Pradesh, sekitar 620 kilometer (385
mil) tenggara Delhi. Kuil ini merupakan bukti bahwa Kama Sutra berasal
dari India. Di sini Anda akan melihat Erotika berlimpah dengan lebih
dari 20 kuil yang ditujukan untuk seksualitas dan seks serta candi-candi
yang paling terkenal dengan patung erotis. Namun, candi-candi itu
menunjukkan sebuah perayaan cinta, kehidupan, dan ibadah. Mereka juga
menyediakan penglihatan tak terbatas ke dalam keyakinan Hindu kuno dan
praktik Tantra. Kuil Khajuraho buka setiap hari dari matahari terbit
sampai matahari terbenam. Harga tiket ini yakni 5 dolar Amerika Serikat.
- Gua Ajanta dan Ellora
Kedua
gua ini terletak di utara Maharastra, sekitar 400 kilometer (250 mil)
dari Mumbai. Yang mengagumkan adalah 34 gua batu bukit yang diukir
dengan teliti. Gua-gua itu berasal dari Abad ke-6 hingga ke-11 Masehi.
Uniknya, ukiran itu dibuat dengan tangan, palu, dan pahat. Gua Ajanta
buka setiap hari kecuali hari Senin sedangkan gua Ellora tutup hari
Selasa. Untuk memasuki gua Ajanta dikenakan biaya US$10 (sekitar
Rp90.000) sedangkan Gua Ellora dikenakan biaya US$5 (sekitar Rp 45.000).
- Fatehpur Sikri
Fatehpur
Sikri terletak 40 km (25 mil) dari Agra, di Uttar Pradesh. Fatehpur
Sikri dulunya ibukota kebanggaan Kekaisaran Mughal pada abad ke 16.
Fatehpur Sikri sekarang berdiri kosong sebagai kota hantu namun terjaga
dengan baik. Tempat ini telah ditinggalkan oleh penghuninya karena
pasokan air tidak mencukupi. Dibangun dari batu merah, Fatehpur Sikri
penuh dengan istana-istana agung dan halaman yang luas. Anda hampir
dapat merasakan kembali ke abad pertengahan di sini. Fatephur Sikri buka
dari matahari terbit sampai matahari terbenam dan Anda hanya perlu
menyediakan uang US$5 (sekitar Rp45.000) untuk masuk ke dalamnya.
Kebudayaan Masyarakat India
India
adalah negara yang sekuler, toleransi yang kuat dan menerima perbedaan
sebagai keberadaan Sang Pencipta. Jika setiap agama di dunia menerima
kebenaran agama lain maka masalah di dunia ini tak akan ada masalah.
Karena setiap agama memiliki esensi yang sama hanya ritualnya saja
berbeda. Dan yang terjadi di Indonesia sekarang ini kebanyakan adalah
mempermasalahkan perbedaan-perbedaan kulit itu saja dan tidak pernah mau
melihat kesamaan-kesamaan dari esensi yang satu adanya. Sehingga banyak
permasalahan-permasalahan timbul karena ketidakpahaman dan kesadaran
rendah mengenai ritual dari kalangan masyarakat bawah. Padahal tujuan
ritual itu sendiri adalah menjadikan diri kita selalu mengingat-Nya
dalam arti kata menjadikan spiritual sebagai gaya hidup. Begitu juga
dengan para elite atas dan para ulama-ulama dari masing-masing agama
selalu berusaha menonjolkan kehebatan agamanya masing-masing agar tidak
kehilangan umat. Yang terjadi adalah kwantitas lebih dipentingkan
daripada kwalitas itu sendiri.
Munculnya
buku-buku suci bukan hanya untuk satu agama saja melainkan untuk
seluruh umat manusia sehingga buku-buku suci atau kitab-kitab suci
bersifat universal. Kebudayaan India merupakan asimilasi dari berbagai
kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah lahir di Dunia. Dan kebudayaan
India muncul dari Weda yang bukan hanya sebagai kitab suci karena Weda
adalah ilmu pengetahuan Semesta. Dari Weda pula muncul berbagai aliran
dan kebudayaan, berdasar hal itulah di India menjadi sekuler country
yang memiliki banyak culture dan hal ini tidak menimbulkan pertentangan
seperti yang terjadi di Indonesia. Karena masyarakat masa depan adalah
masyarakat multi culture dari berbagai negara, berbagai kebudayaan dan
satu kemanusiaan.
Indiapun
memiliki objek-objek wisata yang dibangun oleh orang-orang yang
beragama Islam seperti Taj Mahal dan lain-lain. Tetapi India tidak
mempermasalahkan hal itu. Tidak seperti yang terjadi di Indonesia yang
mana Candi Borobudur hanya dijadikan objek dan bahkan pernah di Bom
karena merasa peninggalan leluhur sendiri dirasa tidak seagama dengan
dirinya.
Menurut
Sanskrit diri kita pun harus menjadi pendeta bagi dirinya sendiri
karena pendita berarti adalah orang yang mengetahui kesalahan-kesalahan
diri sendiri. Dan sebagai orang yang beragama harus selalu koreksi diri
sendiri. Dan harus legowo dengan kritikan orang lain, sehingga manusia
akan menjadi bebas atau mokhsa dalam hidup ini. Bukan mokhsa yang
dipikirkan bahwa akan hilang jasadnya bila ajal menjemput, tapi moksha
dalam arti yang sebenarnya adalah bebas dari pikiran-pikiran yang
membelenggu dan bebas menerima segala masukan dari siapa saja.
Budaya
Bali akan berkembang seiring dengan kemajuan jaman tapi yang perlu
diketahui bukanlah mengajegkan budaya Bali seolah-olah baku, tapi
bagaimana kita dapat mempertahankan esensi budaya bali dengan local
genius yang kita miliki, mengambil yang baik dan membuang yang jelek.
Tidak seperti yang terjadi sekarang adalah memakai buah-buahan import
untuk banten persembahan hanya karena ingin dilihat mewah, memakai
kebaya brokat yang mahal-mahal hanya karena ingin dilihat seksi dan
melupakan tujuan ke pura itu sendiri, membiasakan berulang tahun di MC
Donald bagi anak-anak atau KFC, tidak mau mempelajari kebijaksanaan dari
budaya-budaya kidung dll. Begitu banyak ketimpangan-ketimpangan yang
tidak di protes dan direspon oleh masyarakat karena banyak orang
baik-baik di masyarakat tidak berani berbicara. Dan semua itu termasuk
kesalahan kita semua sebagai masyarakat yang hanya melihat dan
membiarkan hal itu terjadi. Apabila ingin budaya bali berkembang dan
tetap hidup di masyarakat dan senantiasa mewarnai kehidupan sehari-hari,
maka kita harus mempraktekan dan menggunakan budaya itu sehari-hari dan
tidak melupakan esensi yang terkandung dalam budaya Bali karena banyak
mengandung filsafat-filsafat hidup.
Budaya Sati
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.
Crab Ritual
Di
kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut
Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai
korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran
kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan
mereka akan dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.
Burying Tradition
Tidak ada komentar:
Posting Komentar