Sabtu, 08 September 2012



KARAKTERISTIK BUDAYA INDONESIA



Suku-Suku Bangsa Di Indonesia
Pada umumnya, pengolongan berbagai suku bangsa Indonesia didasarkan pada system lingkaran hokum adat yang dibuat oleh Van Vallenhoven. Indonesia dibagi ke dalam 19 daerah sebagai berikut:

1.     Aceh
2.     Gayo-Alas dan Batak
2.a. Nias dan Batu
3.     Minangkabau
3.a Mentawai
4.     Sumatera Selatan
4.a. Enggano
5.     Melayu
6.     Bangka dan Biliton
7.     Kalimantan
8.     Minahasa
8.a. Sangir Talaud
9.     Gorontalo
10.  Toraja
11.  Sulawesi Selatan
12.  Ternate
13.  Ambon Maluku
13.a. Kepualauan Barat Baya
14.  Irian
15.  Timor
16.  Bali dan Lombok
17.  Jawa Tengah dan Jawa Timur
18.  Surakarta dan Yogyakarta
19.  Jawa Barat

Lokasi suku-suku bangsa di Indonesia yang masih berpedoman pada peta bahasa J. Esser, terutama untuk daera-daerah Kalimantan, Sulawesi, Indonesia Timur, dan bahkan juga beberapa bagia Sumatera, belum sepenuhnya dapat diandalkan.

BAHASA
Keadaan bangsa Indonesia yang sangat majemuk, terdiri atas lebih dari 300 suku bangsa, menyumbang pada kekayaan bahasa daerah (sekitar 300) dan dialek yang masih aktif dipergunakan sebagai bahasa percakapan di masing- masing daerah. Bahasa-bahasa daerah yang utama adalah Bahasa Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan Lombok.  
Kemajemukan bahasa di Indonesia menimbulkan kebutuhan akan adanya sebuah bahasa persatuan yang dapat dipergunakan di seluruh pelosok   Indonesia. Kebutuhan akan adanya bahasa persatuan inilah yang mendorong diresmikannya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, di Jakarta. Bahasa Indonesia  dikembangkan berdasarkan Bahasa Melayu Tinggi yang pada waktu itu aktif digunakan sebagai bahasa percakapan di daerah Sumatera Utara dan Riau. Dalam UUD 1945 pasal 36 bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa Negara. Sejalan dengan itu, sejak diresmikannya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 Bahasa Indonesia dipakai dalam administrasi negara, perundang-undangan, dan pertemuan-pertemuan resmi.  
Jauh sebelum itu, bahasa Indonesia yang merupakan perkembangan dari bahasa Melayu itu dipakai sebagai bahasa pergaulan dalam dunia perdagangan international dan bahasa diplomasi kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara.  
Karena itu terdapat banyak variasi dalam pemakaian bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh dialek bahasa ibu yang ada di seluruh wilayah Indonesia.  

KESENIAN DAN KEBUDAYAAN  
Reog.jpg (39782 bytes)Banyak suku bangsa di Indonesia yang masih memelihara tradisi, bahasa daerah, dan dialeknya. Keadaan ini menciptakan kebudayaan Indonesia yang sangat beragam. Kebiasaan dan tradisi atau adat istiadat di Indonesia bervariasi dari daerah ke daerah, bergantung pada latar belakang agama dan warisan budaya yang masih dipertahankan oleh masing-masing suku bangsa. Misalnya, perkawinan adat di daerah jawa seringkali disertai dengan  pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Pertunjukan wayang kulit ini pada mulanya menceritakan tentang kisah-kisah kepahlawanan yang berlatar belakang agama Hindu, tetapi pesan yang disampaikan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan jaman. Misalnya, pada jaman pendudukan Belanda pertunjukan wayang kulit sering dipergunakan sebagai alat penggerak rakyat untuk berjuang melawan pemerintah Belanda. Contoh lain, upacara adat di Bali tak pernah lepas dari tari-tarian Bali yang magis. Demikian juga, acara-acara untuk menyambut tamu penting sering disuguhi tari-tarian daerah yang masih dilestarikan. Setiap daerah di Indonesia mempunyai tari-tarian khas dengan musik pengiring yang berbeda dari daerah ke daerah. Misalnya gamelan dan tembang pengiring tarian Jawa berbeda dengan gamelan dan tembang pengiring untuk tarian Sunda, berbeda dengan pengiring tarian Bali, dan sebagainya.  
Batik, yang merupakan kerajinan kain di Indonesia dihasilkan di beberapa daerah di Indonesia, masing-masing dengan berbagai corak dan warna yang khas untuk setiap daerah. Daerah yang banyak menghasilkan batik, antara lain adalah Yogyakarta, Surakarta, Madura, Purbalingga, Cirebon, Palembang, dan Banjarmasin. Selain batik, kerajinan kain yang banyak dihasilkan di Indonesia adalah tenun ikat. Daerah penghasil tenun ikat antara lain adalah Bali, NTB, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan lain sebagainya.  
Beberapa daerah di Indonesia juga menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang khas. Misalnya, daerah Yogyakarta terkenal dengan lukisan batiknya, daerah Bali terkenal dengan seni patung dan lukisannya, daerah Jepara terkenal dengan seni pahatnya, daerah Tasikmalaya dengan kerajinan bordirnya dan lain sebagainya.

AGAMA 
Pembangunan di sektor agama termasuk salah satu tujuan pembangunan yang diutamakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Agar tercipta keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan beragama di Indonesia, pemerintah telah meningkatkan kegiatan pembangunan dan membantu perbaikan tempat-tempat ibadah.  
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sebagian besar beragama Islam. Namun, tidak berarti bahwa agama atau kepercayaan lain dilarang, karena kebebasan untuk menjalankan ibadah dijamin dalam UUD 1945. Selain agama Islam agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. 

HUKUM 
  • PERKEMBANGAN SISTEM HUKUM di INDONESIA 
Perkembangan sistem hukum di wilayah Indonesia secara garis besar dapat dikategorikan dalam enam periode yang merupakan suatu peristiwa perubahan sub-sub sistem yang berlangsung secara berangsur-angsur menuju pada suatu Sistem Hukum Nasional yang merupakan cita-cita para pendiri Bangsa Indonesia (Sunario, 1991). 

Sebelum Kemerdekaan Indonesia 
Pada tahap pertama, sistem hukum di wilayah Indonesia telah terbentuk sejak kurang lebih abad ke 14 dengan didominasi oleh berlakunya Hukum Adat Minangkabau untuk masyarakat Minangkabau, Hukum Adat Majapahit untuk wilayah Jawa timur, begitu juga wilayah-wilayah lainnya. Hukum-hukum Adat ini memiliki asas-asas dan falsafah yang berbeda satu dengan yang lainnya, akan tetapi mungkin terdapat dua unsur yang sama dimiliki oleh berbagai Hukum Adat tersebut: pertama, sifatnya yang kekeluargaan, dan kedua sifat yang tidak tertulis (dengan pengecualian di beberapa wilayah seperti di Majapahit) (Sunario, 1991). Pada tahap ini sistem hukum yang berlaku di wilayah Nusantara didominasi oleh Hukum Adat dan resepsi Hukum Agama Hindu. 
Pada tahap berikutnya masuk Agama Islam ke kepulauan Nusantara, sehingga di beberapa daerah, meresap Agama Islam ke dalam Hukum Adatnya (seperti di Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Lombok dan lain-lain). Sementara beberapa daerah lainnya masih tetap mempertahankan sifat keaslian Hukum Adatnya, dan beberapa wilayah lainnya masih tetap mempertahankan sifat agama Hindunya. Pada tahap ini terdapat tiga macam sub sistem hukum yang berlaku di wilayah Nusantara: resepsi Hukum Islam, resepsi Hukum Agama Hindu dan Hukum Adat Asli. 
Pada abad ke 17 bangsa Portugis, Belanda dan bangsa asing lainnya mulai berdatangan di berbagai wilayah Indonesia. Pada misi pertamanya mereka memperkenalkan produk-produk hasil industrinya, akan tetapi selanjutnya mereka juga mempengaruhi masyarakat setempat dengan ajaran-ajaran agamanya, sehingga di beberapa daerah seperti Batak, Sulawesi Utara, Maluku, Irian Jaya, Flores dan lain lain, mulai meresap unsur-unsur agama Kristen dan Katolik dalam Hukum Adatnya. Keadaan ini, memperlihatkan Sistem Hukum Indonesia meliputi bagian-bagian yang terdiri: resepsi Hukum Islam, resepsi Hukum Agama Hindu, resepsi Hukum Agama Kristen/Katolik dan Hukum Adat yang Asli. 
Pada masa kolonial Belanda, Belanda memberlakukan semacam undang-undang dasar bagi wilayah Indonesia yang bernama Indische Staatsregeling (IS). Pada masa ini, pemerintah Hindia Belanda berusaha untuk melakukan unifikasi hukum di Indonesia, dan berkat perjuangan Van Vollenhoven hukum adat juga dimasukkan dalam sistem hukum kolonial Belanda, sehingga terdapat Indische Staatsregeling yang berada di pusatnya dan sistem Hukum Adat, sistem Hukum Islam dan sistem Hukum Barat berada diluarnya. 

Setelah Kemerdekaan Indonesia 
Setelah proklamasi kemerdekaan, terjadi perubahan dari Sistem Hukum Kolonial Belanda menuju Sistem Hukum Nasional dimana Pancasila dan UUD 1945 menggantikan kedudukan Indische Staatsregeling (IS) sebagai pusat dari Sistem Hukum Indonesia. Sistem hukum pada masa tersebut dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:
diagram4.gif (14812 bytes)
   
Pada tahap selanjutnya, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menggariskan adanya unifikasi hukum yang berusaha untuk memberlakukan satu sistem hukum di seluruh wilayah Indonesia yaitu Sistem Hukum Nasional. Pada tahap ini pembangunan Sistem Hukum Nasional lebih diarahkan untuk menggantikan hukum-hukum kolonial Belanda dan juga menciptakan bidang-bidang hukum baru yang lebih sesuai sebagai dasar Bangsa Indonesia untuk membangun. Gambaran Sistem Hukum Nasional tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
 diagram2.gif (12170 bytes)
  • Sumber: Hartono (1991). Pembinaan Hukum Nasional dalam Suasana Globalisasi Masyarakat Dunia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung.
Berdasarkan pandangan sistemik, Sistem Hukum Nasional mencakup berbagai sub bidang-bidang hukum dan berbagai bentuk hukum yang berlaku yang semuanya bersumber pada Pancasila. Keragaman hukum yang sebelumnya terjadi di Indonesia (pluralisme hukum) diusahakan dapat ditransformasikan dalam bidang-bidang hukum yang akan berkembang dan dikembangkan (ius constituendum)
Bidang-bidang hukum inilah yang merupakan fokus perhatian perkembangan dan pengembangan Hukum Nasional menuju pada tatanan Hukum Modern Indonesia yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan (lingkaran terakhir), yurisprudensi (lingkaran keempat), peraturan perundang-undangan (lingkaran ketiga), UUD 1945 (lingkaran kedua), dan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. 

  • PLURALISME HUKUM (LEGAL PLURALISM) 
Pluralisme merupakan salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam membangun tatanan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang. Kompleksitas masyarakat Indonesia yang meliputi: struktur masyarakat, tatanan, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan mendorong terbentuknya pluralisme tersebut. Tatanan masyarakat yang pluralistik ini akan mendasari terwujudnya sistem hukum modern Indonesia yang sebaiknya mampu mengakomodasikan keragaman (legal pluralim) (Hooker,1978). Van Vollenhoven menjabarkan Indonesia menjadi kuranglebih 19 wilayah/masyarakat hukum yang memiliki karakterisktik tatanan dan norma yang berbeda-beda. Hal ini tentunya merupakan suatu tantangan bagi pembinaan hukum nasional yang bertujuan untuk melakukan unifikasi sistem hukum dengan harapan dapat mengakomodasi pluralisme dengan memasukkan nilai-nialai tradisional (Rahardjo, 1994). 
Sifat pluralistik masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai pola tatanan sebagai bentuk figurasi masyarakat menuntut pembangunan Hukum Nasional yang dapat mencerminkan pluralisme hukum (legal pluralism) sebagai dasar falsafahya. Hal ini memperkuat harapan agar pembangunan hukum modern Indonesia sebaiknya lebih diarahkan untuk jaminan terhadap kebebasan anggota masyarakat untuk memilih bentuk-bentuk hubungan hukum dan merancangnya sesuai dengan kaidah-kaidah yang disepakati, yang pada akhirnya akan lebih memperkaya perkembangan bidang-bidang hukum di Indoensia. 
Pluralisme tatanan yang ada dalam masyarakat tidak hanya disebabkan oleh keragaman tatanan tingkah laku mayarakat yang telah diwariskan dalam beberapa generasi, akan tetapi juga disebabkan oleh perbedaan-perbedaan terhadap perubahan dan perkembangan struktur masyarakat yang secara fungsional melahirkan kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan tujuan yang bervariasi antar kelompok masyarakat. Secara garis besar, ada tiga kelompok masyarakat, yaitu masyarakat tradisional, masyarakat transisi dan masyarakat modern (Soemardjan, 1993). Ketiga kelompok besar masyarakat ini memiliki struktur yang berbeda-beda yang tentunya juga memiliki tatanan, kebutuhan, sistem nilai dan keyakinan yang berbeda pula. Ketiga kelompok masyarakat tersebut dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:

  diagram3.gif (5650 bytes)
  • Sumber : Soemardjan, S. (1993). Adat, modernisasi dan pembangunan. Dalam Kumpulan tulisan mengenang Teuku Mohamad Radhie. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas Tarumanegara.
Dari kedua kutub budaya masyarakat tersebut terdapat suatu perbedaan-perbedaan fundamental antara masyarakat tradisional dan masyarakat modern yang bahkan kadang-kadang dapat dikatakan sebagai suatu yang terpisah baik secara struktur maupun fungsi-fungsi kelembagaannya. Dari kedua kutub budaya tersebut terdapat satu bentuk masyarakat yang disebut sebagai masyarakat transisi atau peralihan, dimana mereka menunjukkan gerak perubahan dengan meninggalkan tatanan adat menuju tatanan modern. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia dapat dikelompokkan dalam bentuk typologi masyarakat ini.
 
Sekilas Jepang
Jepang adalah Negara yang terbentang membentuk busur pada arah Barat Laut Samudra Pasifik di tepi Timur Benua Eurasia. Terdiri dari pulau – pulau besar dan kecil dengan luas sekitar 378.000 km2 membentang dari Selatan ke Utara sepanjang 2.500 km dan terletak pada sekitar 20° - 46° LU. Pulau – pulau utamanya adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa.Honshu terbagi dalam 5 daerah, yaitu Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki dan Chugoku. Sekitar tiga perempat dari daratan Japang terdiri dari daerah pegunungan dan perbukitan, sedangkan tanah datar yang tersedia untuk lahan dan pengembangan kota sangat terbatas. Di daerah yang terbatas inilah tinggal lebih kurang 130 juta penduduk.
Iklim umumnya lembut dengan perubahan 4 musim yang jelas karena Jepang terletak hampir di pusat daerah beriklim sedang. Musim semi dan musim gugur sangat nyaman namun pada musim panas ( Juli – Agustus) angina bertiup dari Samudera Pasifik sehingga menjadikan Jepang panas, sebaliknya pada musim dingin (Desember – Februari) angin bertiup dari daratan menjadikan Jepang sangat dingin. Kecuali kepulauan Hokkaido, pada bulan Juni berlangsung Tsuyu ( musim hujan) dan hampir setiap hari turun hujan. Disamping itu, karena kepulauan Jepang memiliki struktur daratan yang rumit dan memanjang dari Selatan ke Utara, adanya perbedaan iklim yang mencolok antar daerah merupakan kekhasan tersendiri. Di Hokkaido dan Honshu sekitar Laut Jepang, pada musim dingin curah saljunya tinggi. Dengan memanfaatkan perubahan musim seperti ini berbagai macam olah raga pantai dan olah raga musim dingin bisa dinikmati dengan menyenangkan.
Perihal makanan tidak hanya masakan Jepang yang terdiri dari nasi, sebagai makanan pokok, serta sayuran, ikan, dan daging saja sebagai lauk pauknya, masakan Cina dan Eropa pun cukup popular. Dewasa ini bermacam – macam jenis masakan dari berbagai penjuru dunia bisa dinikmati. Jepang juga dikarunia air yang bermutu dan fasilitas higiennya sangat baik sehingga air keran di semua daerah aman di konsumsi.
Kebudayaan Jepang dewasa ini sangat beragam. Para remaja putri yang mempelajari kebudayaan tradisional Jepang seperti upacara minum teh (chadou) dan merangkai bunga (kadou) sekalipun senang pergi menonton pertandingan olah raga. Begitu pula di kota – kota, bukanlah pemandangan yang mengherankan manakala terlihat kuil – kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung – gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang dewasa ini sebagai gabungan yang mengagumkan antara Kebudayaan lama dan kuno, antara Timur dan Barat.
Seiring dengan kemajuan media informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk dan hal – hal baru pun dengan cepat tersebar luas di Jepang. Namun kebudayaan tradisional seperti festival tradisional dan gaya hidup yang sudah berurat berakar di setiap daerah masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah ybs, sepeti halnya dialek daerah. Demikian pula dengan industrinya. Jepang yang dulu dikenal sebagai Negara agraris, hanya dengan melalui proses industrialisasi cepat selama 1 abad, kini telah menjelma sebagai salah satu Negara industri maju di dunia. Berbagai penelitian dalam berbagai bidang, mulai dari rekayasaa elektronik sampai manajemen internasional dsb, bisa dilakukan di berbagai Universitas.









Sistem pendidikan Jepang

Sistem pendidikan di Jepang hampir sama dengan Indonesia. Pertama, Sho^ gakko^ (SD), ada 6 kelas dari kelas satu sampai enam. Anak umur 6 tahun harus masuk SD kalas satu. Di Jepang pelajaran/semester baru mulai pada bulan April. Hal ini sama dari SD sampai universitas. Bulan April itu musim menjadi hangat, berbunga Sakura. Setiap tahun, anak umur 6 masuk SD disambut bunga sakura. Biasanya di sekolah ada pohon Sakura. Mereka tamat pada umurnya 12.
Kedua, Chu^ gakko^ (SMP). ada 3 kelas dari kelas satu sampai tiga. Muridnya umur 12 sampai 15.
Ketiga, Ko^to^ gakko^(SMA). ada 3 kelas dari kelas satu sampai tiga. Muridnya umur 15 sampai 18. SMA itu ada macam-macam. SMA kesenian, SMA teknologi, SMA pertanian, SMA perikanan, SMA perdagangan, dll.
kemudian, ada Daigaku (unversitas) atau Tanki Daigaku (junior college). Daigaku ada 4 kelas (terdiri dari 8 semester) dan Tanki Daigaku 2 kelas (terdiri dari 4 semester) .Mungkin Tanki Daigaku ini sama dengan diploma 2 di Indonesia. Tanki Daigaku juga 2 tahun.
Untuk lulus ujian masuk universitas yang berkualitas agak susah. Kalau gagal ujian masuk, satu atau dua tahun belajar lagi untuk lulus. (ujian masuk 1 tahun 1 kali saja.) Di Jepang juga ada semacam UMPTN. Untuk masuk universitas negeri, harus ikut ujian ini. Memang untuk S2 dan S3 tidak ada semacam UMPTN. Biaya sekolah universitas swasta dua kali atau tiga kali lebih mahal daripada negeri. Universitas swasta, fakultas natural science biaya sekolahnya lebih mahal daripada fakultas lain. Yang paling mahal fakultas kedoktoran. Universitas negeri tidak ada bedanya biayanya tergantung fakultas.

 

 

Karakter Orang Jepang

Mengenal budaya merupakan salah satu kunci penting untuk membina saling pengertian. Berikut ini mengenai beberapa karakter orang Jepang yang dikatakan sebagai ciri khas orang atau masyarakat Jepang.

1. Mottainai

“Mite! Mite! Watashi no tabemono ga nokoshitenai yo! (Lihat! Lihat! Makanan saya tidak bersisa!)” seru seorang anak Jepang sambil menunjukkan mangkuk nasinya yang sudah kosong tanpa sebutir nasi pun tersisa. Teman-temannya ikut berebut menunjukkan mangkuk nasinya yang juga kosong.
Anak-anak yang ada dalam berita itu adalah anak-anak TK yang baru saja dibacakan sebuah buku cerita berjudul “Mottainai Obaachan”. Buku itu bercerita tentang seorang nenek yang tidak tidak pernah menyia-nyiakan sesuatu. Nenek itu tidak pernah berteriak, berbicara pun hanya sedikit, tapi dia selalu bertindak manakala melihat sesuatu yang sia-sia. Contohnya, di buku itu diceritakan manakala cucu sang nenek meninggalkan beberapa butir nasi dalam mangkuknya, sang nenek lalu segera mengambil mangkuk itu dan menghabiskan nasi di dalamnya; atau ketika sang cucu menggosok gigi sambil membiarkan kran air menyala, sang nenek akan langsung menghampiri dan mematikan kran air itu.
Memangnya apa sih pentingnya? Itu kan cuma buku cerita, buat anak-anak pula! Hoho... tunggu dulu! Anda akan kaget kalau buku ini adalah salah satu media kampanye kebudayaan Jepang, dan telah dibacakan pada sebagian besar taman kanak-kanak dan SD di seluruh Jepang!
Meskipun terdengar sederhana, mottainai atau tidak menyia-nyiakan sesuatu (dalam bahasa kerennya lagi tidak mubadzir), adalah sebuah kata yang memiliki kekuatan dahsyat dalam kebudayaan Jepang. Seorang peneliti Jepang bernama Koichi Tanaka mendapat hadiah Nobel di bidang kimia karena dia terlalu sayang membuang campuran yang salah prosedur. Tugasnya kala itu adalah mencari matriks yang dapat mengionisasi makromolekul tanpa merusak makromolekul tersebut dengan secara efisien menyerap energi laser. Di salah satu percobaan trial and error-nya, secara tidak sengaja, alih-alih menggunakan Cobalt Ultra Fine Metal Powder (UFMP) sebagai matriks, ia menggunakan campuran gliserin-UFMP. Menyadari kesalahan tersebut, ketika hendak membuang campuran yang ia buat, terlintas perkataan “mottainai”. Sangat sulit dan mahal untuk mendapatkan UFMP. Karena itu, ia berusaha untuk memisahkan gliserin dari UFMP melalui proses evaporasi menggunakan vacuum chamber. Untuk mempercepat proses pengeringan, Tanaka menggunakan laser. Dan untuk memeriksa apakah gliserin masih tersisa atau tidak, ia menyalakan spektrometer dan memeriksa hasilnya. Dan.. jreng-jreng... ternyata hasil monitoring melalui spektrometer menunjukkan grafik puncak yang selama ini ia cari. Dari ketidaksengajaan dan rasa “mottainai” itulah ia berhasil mendapatkan hadiah Nobel.
Orang Jepang pernah berkata, “Kami (bangsa Jepang) sangat miskin ketika Perang Dunia II berakhir. Bukan karena kami kalah dalam peperangan tersebut, tapi karena perang benar-benar menghabiskan semua kepunyaan kami.
Seharusnya kita dapat mencontoh Jepang dalam menerapkan “mottainai”nya. Tidak usah bermuluk-muluk mencanangkan gerakan ini dan itu yang hanya membuang uang dengan anggaran penyelenggaraannya, cukup dari hal kecil, dari diri sendiri, dan mulai hari ini.
2. Kesadaran kelompok dan kerja keras
Pada umumnya orang sering menyebutkan bahwa orang Jepang suka bekerja keras, suka berkelompok, dan sebagainya. Begitu asyik dengan pekerjaannya sehingga orang Jepang suka lupa waktu. Di perusahaan-perusahaan kurang terdengar suara keberatan untuk kerja lembur. Hal tersebut didorong oleh rasa tanggung jawab dan semangat kelompok. Orang Jepang pada umumnya cenderung kuat rasa keterikatannya terhadap kelompok di mana dia berada, terutama perusahaan tempat kerjanya. Bilamana perusahaannya menghadapi masalah atau tugas yang mendesak dan harus segera dituntaskan, maka para karyawan merasa terpanggil untuk ikut memikul beban kerja bersama-sama, dengan mengesampingkan kepentingan dan kesenangan pribadinya.
Tentu saja ada peraturan ketenaga-kerjaan yang memberikan batasan terhadap jam kerja, lembur, dll. dan masing-masing perusahaan menentukan aturannya sendiri dalam batasan yang sudah ditetapkan itu. Dewasa ini mulai ada perubahan, bahkan timbul kesadaran, terutama di kalangan karyawan muda, untuk lebih menikmati hidup dengan lebih banyak menyisihkan waktu bagi keluarga dan rekreasi/ hiburan.
Kesadaran kelompok di kalangan orang Jepang konon berakar pada budaya tanam padi di sawah di masa lampau yang harus dikerjakan beramai-ramai, berdasarkan sistem kerjasama berkelompok dan kuatnya ikatan kekeluargaan. Ada keteraturan kerja dalam mengolah sawah, melakukan panen, mengatur pengairan, hingga mengatur komunitas pertanian tempat mereka bermukim. Jiwa berkelompok ini kemudian diperkokoh oleh ajaran Konfusius, yang masuk dari Cina, yang berpegang pada konsep kelompok kekeluargaan.
Dengan latar belakang sejarah demikian, rasa keterikatan (kelompok) karyawan terhadap perusahaan dan rekan kerja makin menjadi kuat dengan adanya apa yang dinamakan "life-time employment", yakni kebiasaan orang Jepang setia bekerja seumur hidup pada sebuah perusahaan saja. Akan tetapi, akhir-akhir ini makin banyak kaum muda yang enggan terikat pada satu perusahaan; mereka lebih senang berpindah-pindah menurut kehendak hatinya.
Kesetiaan kelompok tidak terbatas di perusahaan atau kantor saja. Bisa saja dalam kelompok klub olahraga, klub kesenian, kelompok ketetanggaan, kelompok kelas di sekolah, kelompok seangkatan di universitas, dll. Orang yang masuk dalam sebuah kelompok, atau memang tergabung dalam sebuah kelompok seperti kelompok ketetanggaan, merasa adalah kewajibannya untuk bertindak seirama dengan kemauan kelompok dan tidak bertindak menonjolkan diri atau lain sendiri karena hal itu akan mengundang rasa kurang senang kelompoknya. Prestasi seorang individu dalam kelompok bukan lagi prestasi pribadi yang bersangkutan tapi menjadi prestasi kelompoknya. Masyarakat Jepang kurang dapat menerima sifat individualisme, apalagi yang mencolok seperti dalam masyarakat Barat. Masyarakat Jepang selalu menjaga keharmonisan dengan kelompok, lingkungan, dan alam.
3. Bushido
Bushido adalah etika moral bagi kaum samurai. Berasal dari zaman Kamakura (1185-1333), terus berkembang mencapai zaman Edo (1603-1867), bushido menekankan kesetiaan, keadilan, rasa malu, tata-krama, kemurnian, kesederhanaan, semangat berperang, kehormatan, dll. Aspek spiritual sangat dominan dalam falsafah bushido. Meski memang menekankan "kemenangan terhadap pihak lawan", hal itu tidaklah berarti menang dengan kekuatan fisik. Dalam semangat bushido, seorang samurai diharapkan menjalani pelatihan spiritual guna menaklukkan dirinya sendiri, karena dengan menaklukkan diri sendirilah orang baru dapat menaklukkan orang lain. Kekuatan timbul dari kemenangan dalam disiplin diri. Justru kekuatan yang diperoleh dengan cara inilah yang dapat menaklukkan sekaligus mengundang rasa hormat pihak-pihak lain, sebagai kemantapan spiritual. Perilaku yang halus dianggap merupakan aspek penting dalam mengungkapkan kekuatan spiritual.
Ada banyak persamaan antara semangat ksatria Eropa masa lalu dengan semangat bushido, karena sama-sama mementingkan keberanian, rasa malu, kehormatan, dll. Perbedaannya terletak pada kesetiaan. Hubungan antara seorang satria Eropa dengan bawahan adalah berdasarkan perjanjian sedangkan dalam bushido adalah semata-mata berkat kesetiaan.
Orang-orang di luar Jepang kerap mengasosiasikan semangat bushido dengan praktek seppuku yang tidak pernah dilakukan lagi di zaman modern ini. Seppuku adalah ritual bunuh diri dengan merobek perut sendiri dengan sebilah pedang sebagai bukti rasa tanggung jawab. Mengapa perut ?
Di masa-masa feodal dulu di Jepang, para pendekar perang menganggap perut sebagai tempat bermukimnya jiwa. Jadi pada waktu mereka harus membuktikan rasa tanggung jawab sebagai pendekar atas perbuatannya, mereka lebih memilih melakukan seppuku. Di jaman Edo, seppuku bahkan merupakan bentuk hukuman mati bagi anggota kelas samurai. Yang bersangkutan melakukan sendiri seppuku, untuk itu disediakan seseorang guna membantu menuntaskan kematian tersebut agar penderitaan tidak berlarut-larut. Dewasa ini seppuku sama sekali tidak dipraktekkan lagi. Kasus terakhir tercatat pada tahun 1970 ketika seorang sastrawan besar Mishima Yukio melakukan bunuh diri dengan cara ini, dan hal itu sangat mengejutkan seluruh negeri Jepang. Di luar Jepang, praktek seppuku lebih dikenal dengan hara-kiri (merobek perut).
4. Arti senyum orang Jepang
Tidak hanya dalam keadaan senang atau gembira orang Jepang tersenyum, dalam keadaan yang memilukan hati pun orang Jepang bisa tersenyum. Sedemikian penting arti senyum orang Jepang sampai-sampai ada buku yang berjudul "The Japanese Smile" yang ditulis oleh Lafcadio Hearn, seorang sastrawan asal Inggris yang tinggal di Jepang dan menjadi warganegara Jepang sejak 1890 sampai 1904.
Seperti juga sikap membungkuk atau bersimpuh memberi hormat, tersenyum juga merupakan sikap untuk menyenangkan dan sekaligus menghormati orang yang diajak bicara atau dihadapi. Sikap demikian adalah wajib bila orang Jepang menghadapi orang tua, atasan, teman, dll., terutama orang yang harus dihormati. Namun orang yang bukan orang Jepang dan belum mengenal budaya Jepang pasti akan terkejut menyaksikan senyum Jepang di tengah duka atau keadaan berat. Hal tersebut pasti mengundang tanda-tanya bahkan salah persepsi.
Sebenarnya sikap tersenyum, terutama di kalangan wanita, merupakan salah satu sikap kendali diri yang sudah berakar dalam kebudayaan Jepang. Perlu diketahui bahwa orang Jepang terbiasa untuk tidak mengungkapkan perasaannya atau emosinya secara ekspresif /jelas. Kalau gembira tidak perlu berteriak atau tertawa lepas meluapkan kegembiraan, dan dalam kesedihan tidak perlu menangis meraung-raung. Pokoknya harus bisa mengendalikan perasaan atau emosi, menekan emosi yang menggebu-gebu, terutama bagi wanita. Emosi baru boleh lepas bebas waktu berlangsung festival, misalnya ketika kelompok-kelompok ramai-ramai menggotong omikoshi (kuil kecil), mereka berteriak-teriak dengan gembira.
Namun, berbagai ciri yang disebutkan di atas tidak mutlak selalu demikian karena sudah banyak terjadi perubahan di kalangan generasi muda Jepang yang bersikap lebih individualis dan ekspresif seperti budaya Barat.
Dengan mengetahui berbagai perilaku tersebut, orang dapat lebih mengerti sikap-sikap yang sering terlihat dalam kelompok masyarakat Jepang, film-film Jepang atau yang terkait dengan Jepang.
5. Nemawashi
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam pergaulan atau interaksi sosial, orang Jepang selalu cenderung menjaga harmoni dan menghindari timbulnya konflik. Seperti pernah disebutkan dalam tulisan terdahulu, orang Jepang biasanya tidak akan menolak secara jelas tegas suatu proposal atau permintaan, yang tidak dapat dipenuhinya. Penolakan dilakukannya secara tidak langsung, lebih halus, mungkin dengan kata-kata seperti "wah, sepertinya ini sulit juga ya..!", "saya coba pikirkan lagi tapi saya rasa...". Untuk menjaga agar tidak terjadi konflik dalam membicarakan sesuatu dalam forum resmi yang dihadiri banyak orang, pada umumnya orang Jepang melakukan apa yang disebut "nemawashi", yaitu semacam lobbying sebelumnya, membicarakan berbagai kemungkinan keputusan dengan berbagai pihak yang berkepentingan seraya mengemukakan pandangan dan pendapat sendiri juga. Dengan demikian, pada pembicaraan resmi, sudah diperoleh kesepakatan dan konflik pun dapat terhindarkan. Proses "nemawashi" memang makan waktu dan energi tapi membawa hasil yang lebih baik daripada penerapan konfrontasi atau tekanan.
"Nemawashi" kerap dilakukan di bidang politik dan bisnis, dalam perkumpulan, dll. di mana berbagai kepentingan diperkirakan dapat berbenturan.
Kata "nemawashi" sendiri sebenarnya berarti "menggali dulu di seputar pohon yang akan dicabut, baru kemudian melakukan pencabutan akar", dalam arti mempersiapkan segala sesuatunya sehingga tugas pokok menjadi lebih mudah dan lancar.
6. Rasa malu
Ada ungkapan lama Jepang berbunyi "Kunshi wa hitori o tsutsushimu", yang artinya "orang hebat selalu menjaga perilakunya, meskipun sedang sendiri." Dari ungkapan itu tersirat bahwa menjaga perilaku diri sendiri itu dianggap sangat penting, sekalipun tidak ada orang lain yang melihat. Orang Jepang berusaha menjaga citranya sebagai manusia yang ideal yang tersimpan dalam pikirannya. Apabila gagal menjaga citra tersebut, yang bersangkutan merasa malu akan dirinya, dan juga malu terhadap orang-orang lain. Dengan demikian, rasa malu yang dalam bahasa Jepang disebut haji - bukanlah karena takut akan kritikan orang, takut dibenci orang dan sebagainya, tapi lebih disebabkan penyesalan karena telah menodai citra diri sendiri. Kesimpulannya, rasa malu itu timbul lebih banyak dari faktor internal /diri sendiri.
7. Masyarakat yang vertikal dan patriakal
Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang bersifat vertikal, artinya berdasarkan hubungan atas-bawah, sekaligus bersifat patriakal. Sistem ini tidaklah terkait dengan kelas-kelas dalam masyarakat, melainkan lebih pada penekanan terhadap kesenioran. Hubungan kesenioran bisa diartikan sebagai hubungan antara atasan-bawahan, antara siswa kelas yang lebih atas dan siswa kelas yang bawah di sekolah, atau bisa juga hubungan antara orangtua-anak.
Sistem vertikal dan patriakal ini pada dasarnya masih tetap berakar dalam masyarakat Jepang karena Jepang belum sampai satu setengah abad terlepas dari sistem feudal masa lampaunya.
Dapat dikatakan bahwa dalam kenyataan kehidupan Jepang, kesadaran tentang kesenioran ini sangat berperan dalam masyarakat Jepang, terutama dalam menjaga berlangsungnya tatanan sosial secara baik. Untuk itu, ada aturan-aturan moral yang menjaga kelancaran dan kelanggengan hubungan demikian. Mereka yang secara sosial lebih tinggi kedudukannya merasa terpanggil atau bahkan berkewajiban untuk melindungi atau mengurus orang-orang yang berkedudukan di bawahnya, baik untuk urusan sosial maupun pribadi. Di lain pihak, orang-orang yang kedudukannya lebih rendah merasa patut membalas kebaikan tersebut dengan menyatakan hormat, kesetiaan. Perasaan demikian disebut on (rasa utang budi). Orang-orang yang tidak mempedulikan on kurang disukai dalam masyarakat karena dianggap kurang bermoral.
Kemudian ada pula istilah giri yang dapat dapat diterjemahkan kira-kira sebagai kewajiban moral dari orang-orang yang merasa menanggung on terhadap orang-orang tertentu. Contoh nyata dari ungkapan rasa on yang diwujudkan dalam pemberian yang bersifat giri (kewajiban secara moral) adalah antara lain pemberian hadiah akhir tahun atau tengah tahun dari orangtua murid kepada guru.
8. Sempai-kohai: senior-junior
Salah satu tatanan dalam masyarakat yang vertikal adalah hubungan sempai-kohai. Seorang senior biasanya dipanggil sempai oleh para junior dan senior memanggil para junior dengan namanya saja. Akan tetapi, kaitan sempai-kohai ini hanya terbatas di kalangan siswa atau mahasiswa serta sesama karyawan perusahaan (dalam arti siapa yang lebih dulu masuk perusahaan ybs.), tapi tidak bisa diterapkan dalam hubungan antara atasan-bawahan, kakak-adik, orangtua-anak ataupun suami-istri. Seorang sempai pada umumnya bersikap sebagai pengayom bagi para junior sehingga boleh dikatakan adanya jalinan hubungan mirip kakak-adik.
Manajemen Gaya Jepang
Di kala ekonomi Jepang tumbuh mulai tahun-tahun 1950-an dan pertumbuhan memuncak pada tahun-tahun 1970-an, banyak orang di luar Jepang yang terkagum-kagum akan sistem manajemen gaya Jepang yang membawa kemakmuran bagi rakyatnya. Ekonomi berkembang baik sehingga tingkat kesejahteraan hidup meningkat, rakyat pun menikmati hasil pembangunan negaranya. Perusahaan-perusahaan berkembang marak, baik yang berskala besar maupun yang kecil. Sebenarnya, apa yang menjadi pilar atau tonggak pokok dari manajemen perusahaan Jepang? Ada tiga pilar, yaitu sistem kerja seumur hidup di sebuah perusahaan saja, kesenioran, dan serikat pekerja berdasarkan perusahaan.
Dalam praktek umumnya hingga sekarang ? walaupun perubahan demi perubahan tengah berlangsung ? sekali seorang calon karyawan melamar dan diterima bekerja di sebuah perusahaan, dia akan bekerja seumur hidup di perusahaan tersebut hingga usia pensiun. Di waktu dia harus keluar karena telah mencapai usia pensiun (biasanya sekitar 60-65 tahun), kedudukannya biasanya sudah cukup tinggi walau waktu baru masuk kerja yang bersangkutan diterima untuk posisi bawah. Itulah keuntungan dari apa yang dinamakan sistem kesenioran. Serikat pekerja yang dibentuk dalam kerangka satu perusahaan tersebut, bekerjasama baik dengan pimpinan perusahaan bagi kepentingan kesejahteraan karyawan.
Ketiga pilar pokok tersebutlah yang telah menunjang perusahaan-perusahaan Jepang, kecil maupun besar, berkembang baik sehingga membawa ekonomi Jepang berkembang marak. Namun kemudian timbul resesi panjang setelah timbulnya berbagai perubahan, misalnya urbanisasi besar-besaran, makin menipisnya populasi di daerah pertanian, kerusakan dan pencemaran lingkungan, krisis minyak, dan kemudian meletusnya apa yang populer disebut-sebut sebagai bubble economy (ekonomi yang menggelembung melebihi nilainya yang sebenarnya), lalu terjadilah sejumlah perubahan yang mulai mencabut akar sistem manajemen perusahaan Jepang. Setelah melalui parohan kedua tahun-tahun 1980-an yang sesungguhnya merupakan masa keemasan dari bubble economy (a.l. harga tanah melonjak secara luar biasa, dll), maka apa yang disebut koudo-seichoki (masa pertumbuhan tinggi ekonomi) di masa sebelumnya, sekarang sudah mulai merosot, malah yang terjadi adalah kelesuan atau resesi ekonomi.
Seiiring dengan itu, sistem manajemen Jepang yang dulu dipandang dengan terkagum-kagum, kini juga mulai memudar karena orang-orang muda Jepang kurang suka terlalu terikat di satu perusahaan saja, mereka tidak mudah merasa puas dan mencari kebebasan untuk memperoleh kesempatan yang lebih baik sehingga berpindah-pindah kerja. Muncullah istilah freeters (karyawan bebas). Perusahaan pun berusaha meningkatkan efisiensi dengan melakukan restrukturisasi, sementara pemerintah memberlakukan deregulasi guna menjaga daya saing yang tinggi di pasar internasional. Maka sedikit demi sedikit manajemen ala Jepang dengan sistem kerja seumur hidup, kesenioran, dan serikat pekerja seperusahaan, sudah mulai ditinggalkan orang. Karyawan berpindah-pindah kerja, mencari apa yang cocok dengan selera kebebasannya, perusahaan pun terkadang memanfaatkan bantuan dari perusahaan lain secara sementara (outsourcing). Maka secara perlahan namun makin banyak manajemen gaya Jepang pun menjadi pudar dan mulai dijauhi.
Demikianlah salah satu ciri khas dan perubahan yang sedang terjadi dalam masyarakat Jepang.


KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN INDIA

Kebudayaan Masyarakat India
Masyarakat India merupakan etnik ketiga terbesar di Malaysia dan juga salah satu kaum yang telah menyumbang ke arah pembentukan sebuah masyarakat majmuk di negara kita. Seperti masyarakat lain, masyarakat India juga kaya dengan ciri-ciri kebudayaan mereka dan masih mengekalkan kebudayaan tersebut sehingga kini. Adat resam yang diamalkan oleh masyarakat India mempunyai banyak persamaan dengan kebudayaan masyarakat Melayu. Ini jelas terlihat dalam aspek kelahiran dan perkahwinan. Seperti juga masyarakat lain, masyarakat India terdiri daripada pelbagai suku kaum, justru itu maklumat berikut hanya memaparkan adat resam masyarakat India secara umum.

Di Indonesia sendiri, komunitas orang Indonesia keturunan India bersifat tertutup. Mereka hanya berdiam diri di beberapa daerah tertentu. Di Jakarta misalnya, komunitas India banyak ditemui di dareah Pasar Baru, Sunter Podomoro, Gunung Sahari, Pademangan, dan beberapa di daerah Pluit.
Komunitas India yang tinggal di Jakarta biasanya berasal dari keturunan kelompok masyarakat Punjabi yang berasal dari India Utara. Kebanyakan dari mereka adalah orang Sikh, yang bukan merupakan penganut agama Hindu, melainkan agama Sikh dengan guru besarnya, guru Nanak.

Komunitas Punjabi sendiri banayk terdapat di pesisir Jawa, terbanyak di Surabaya, dan beberapa di Bandung dan Yogyakarta. Kebanyakan profesi dari keturunan Punjabi adalah pedagang, baik pedagang textile, export import, dan lain sebagainya. Raam Punjabi adalah salah seorang keturuna Punjab yang terkenal sebagai boss film film di Indonesia. Komunitas yang berdiam di Sumatera kebanyakan berasal dari India Selatan atau daerah Tamil. Sebagian besar dari keturunan ini bekerja di sektor perkebunan. Tokoh yang terkenal dari keturunan Tamil adalah Marimutu Sinivasan, boss kapas Indonesia.
Komunitas India Utara dan India Selatan biasanya tidak bercampur satu sama lain. Budaya, Bahasa, Makanan, dan adat istiadat mereka jauh berbeda. Arrange married atau pernikahan yang dijodohkan tabu diadakan antara India Utara dan Selatan. Mengapa demikian, karena komunitas India Utara yang kebanyakan adalah orang Sikh tidak mengenal adanya pembagian kasta dan dawri.

Lain halnya dengan komunitas India Selatan, dimana hanya sesama kasta yang boleh menikah, misalnya Brahmin dengan Brahmin, serta Kasatria dengan Kasatria. Daeri adalah mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita, semakin tinggi jabatan dan status social si pria maka semakin tinggi mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita. Perjodohan dalam komunitas ini menggunakan primbon dan hitungan lahir yang dinamakan dengan Rashi. Rashi orang India berbeda dengan Rasi atau bintang orang Cina atau Romawi. Rasi orang India hanya bisa diketahui melalui ahli astrologi, biasanya dengan mengambil data-data kelahiran sang bayi seperti jam dan hari, letak rumah/kamar tempat dia dilahirkan, dan sebagainya. Para ahli astrologi ini tidak bisa sembarang pilih, ditentukan juga berdasarkan sejarah orang tua/keturunannya. Sekali sang astrolog memberitahukan rasi apa yang dibawa oleh seorang bayi yang baru lahir, sampai besar rasi itu dibawa sang bayi untuk: Mencari jodoh, mencari hari baik pernikahan, berpergian, membeli barang, sampai dengan membangun rumah, dan menyewa rumah.

sumber ; 
http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/

Kebudayaan Unik Masyarakat India


Budaya Sati
Budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.

Crab Ritual
Di kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan mereka akan terpenuhi dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.

 Burying Tradition
Tradisi Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana matahari.




Thaipusam
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .

Strange Health Ritual
Di beberapa bagian India, tradisi ini dipraktekkan oleh para pemimpin agama hindu untuk menyembuhkan anak-anak yang menderita penyakit ringan seperti flu, demam. Setiap tahun polisi India menangkap orang-orang yang melakukan praktek ini; ini ritual yang aneh dan berbahaya yang telah dilakukan di India sekitar 500 tahun. Satu lagi misteri manusia untuk Anda.





Makanan Khas Masyarakat India

Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan di anak benua India. Ciri khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-rempah khas India dan sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka ragam hidangan vegetarian. Masakan India juga mencerminkan keanekaragaman iklim, demografi, dan agama. Agama dan kebudayaan India berperan besar dalam perkembangan seni kuliner India. Walaupun demikian, interaksi antarbudaya dengan kawasan yang bertetangga seperti Timur Tengah, Asia Tengah, dan Laut Tengah menjadikan masakan India sebagai percampuran unik dari berbagai masakan Asia. Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh pedagang Arab menyebabkan Vasco da Gama dan Christopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjelajahan di Eropa. Orang Eropa pada masa kolonial India memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari Inggris dan Perancis) kepada orang India, dan menambah keanekaragaman masakan India. Masakan India juga mempengaruhi masakan negara-negara di lain di dunia, terutama masakan Asia Tenggara, khususnya dalam pemakaian rempah-rempah untuk membuat hidangan serupa kari dalam Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
   
Pakaian Tradisional Masyarakat India
Untuk Wanita
    Untuk  Pria          
     
Tarian Tradisional Masyarakat India

Pesona Budaya India
INDIA dikenal sebagai negara yang memiliki ragam sejarah. Banyak tempat di India terdaftar sebagai situs warisan dunia karena pentingnya budaya mereka. Berikut, sejumlah situs sejarah yang wajib Anda kunjungi saat bertandang ke India.
  • Taj Mahal
Taj Mahal terletak di Agra, di negara bagian Uttar Pradesh, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari Delhi. Dari kejauhan, Taj Mahal tampak seperti alat tenun dongeng dari tepi Sungai Yamuna. Tempat ini sebenarnya sebuah makam yang berisi jenazah istri kaisar Mughal Shah Jahan, Mumtaz Mahal. Tempat ini dibangun sebagai kode cinta Mughal Shah Jahan kepada sang istri.
Bangunan yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun pada tahun 1630. Pembangunannya membutuhkan waktu 22 tahun dan 20.000 pekerja. Taj Mahal buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 6.00 hingga 19:00 waktu setempat. 
  • Hampi
Hampi berada di Karnataka, sekitar 350 kilometer (217 mil) dari Bangalore. Hampi pernah menjadi ibukota terakhir Vijayanagar, salah satu kerajaan Hindu terbesar dalam sejarah India. Tempat ini memiliki beberapa reruntuhan yang sangat menawan. Bangunannya berupa batu-batu besar di seluruh lanskapnya.Reruntuhannya yang dibangun sejak ke abad ke-14 memanjang sejauh lebih dari 25 km (10 mil). Lebih dari 500 monumen di sepanjang reruntuhan itu. Tempat ini dibuka tiap hari dari pukul 08.30 hingga 17.30 waktu setempat. Untuk melihat keseluruhan reuntuhan tidak dikenai tiket. Namun, Anda akan dikenai biaya 5 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp45 ribu untuk melihat kuil Vittala dan kuil Gajah.
  • Kuil Khajuraho
Kuil Khajuraho terletak di utara Madhya Pradesh, sekitar 620 kilometer (385 mil) tenggara Delhi. Kuil ini merupakan bukti bahwa Kama Sutra berasal dari India. Di sini Anda akan melihat Erotika berlimpah dengan lebih dari 20 kuil yang ditujukan untuk seksualitas dan seks serta candi-candi yang paling terkenal dengan patung erotis. Namun, candi-candi itu menunjukkan sebuah perayaan cinta, kehidupan, dan ibadah. Mereka juga menyediakan penglihatan tak terbatas ke dalam keyakinan Hindu kuno dan praktik Tantra. Kuil Khajuraho buka setiap hari dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Harga tiket ini yakni 5 dolar Amerika Serikat.
  • Gua Ajanta dan Ellora
Kedua gua ini terletak di utara Maharastra, sekitar 400 kilometer (250 mil) dari Mumbai. Yang mengagumkan adalah 34 gua batu bukit yang diukir dengan teliti. Gua-gua itu berasal dari Abad ke-6 hingga ke-11 Masehi. Uniknya, ukiran itu dibuat dengan tangan, palu, dan pahat. Gua Ajanta buka setiap hari kecuali hari Senin sedangkan gua Ellora tutup hari Selasa. Untuk memasuki gua Ajanta dikenakan biaya US$10 (sekitar Rp90.000) sedangkan Gua Ellora dikenakan biaya US$5 (sekitar Rp 45.000).
  • Fatehpur Sikri
Fatehpur Sikri terletak 40 km (25 mil) dari Agra, di Uttar Pradesh. Fatehpur Sikri dulunya ibukota kebanggaan Kekaisaran Mughal pada abad ke 16. Fatehpur Sikri sekarang berdiri kosong sebagai kota hantu namun terjaga dengan baik. Tempat ini telah ditinggalkan oleh penghuninya karena pasokan air tidak mencukupi. Dibangun dari batu merah, Fatehpur Sikri penuh dengan istana-istana agung dan halaman yang luas. Anda hampir dapat merasakan kembali ke abad pertengahan di sini. Fatephur Sikri buka dari matahari terbit sampai matahari terbenam dan Anda hanya perlu menyediakan uang US$5 (sekitar Rp45.000) untuk masuk ke dalamnya.

 Kebudayaan Masyarakat India
India adalah negara yang sekuler, toleransi yang kuat dan menerima perbedaan sebagai keberadaan Sang Pencipta. Jika setiap agama di dunia menerima kebenaran agama lain maka masalah di dunia ini tak akan ada masalah. Karena setiap agama memiliki esensi yang sama hanya ritualnya saja berbeda. Dan yang terjadi di Indonesia sekarang ini kebanyakan adalah mempermasalahkan perbedaan-perbedaan kulit itu saja dan tidak pernah mau melihat kesamaan-kesamaan dari esensi yang satu adanya. Sehingga banyak permasalahan-permasalahan timbul karena ketidakpahaman dan kesadaran rendah mengenai ritual dari kalangan masyarakat bawah. Padahal tujuan ritual itu sendiri adalah menjadikan diri kita selalu mengingat-Nya dalam arti kata menjadikan spiritual sebagai gaya hidup. Begitu juga dengan para elite atas dan para ulama-ulama dari masing-masing agama selalu berusaha menonjolkan kehebatan agamanya masing-masing agar tidak kehilangan umat. Yang terjadi adalah kwantitas lebih dipentingkan daripada kwalitas itu sendiri.
 Munculnya buku-buku suci bukan hanya untuk satu agama saja melainkan untuk seluruh umat manusia sehingga buku-buku suci atau kitab-kitab suci bersifat universal. Kebudayaan India merupakan asimilasi dari berbagai kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah lahir di Dunia. Dan kebudayaan India muncul dari Weda yang bukan hanya sebagai kitab suci karena Weda adalah ilmu pengetahuan Semesta. Dari Weda pula muncul berbagai aliran dan kebudayaan, berdasar hal itulah di India menjadi sekuler country yang memiliki banyak culture dan hal ini tidak menimbulkan pertentangan seperti yang terjadi di Indonesia. Karena masyarakat masa depan adalah masyarakat multi culture dari berbagai negara, berbagai kebudayaan dan satu kemanusiaan.

Indiapun memiliki objek-objek wisata yang dibangun oleh orang-orang yang beragama Islam seperti Taj Mahal dan lain-lain. Tetapi India tidak mempermasalahkan hal itu. Tidak seperti yang terjadi di Indonesia yang mana Candi Borobudur hanya dijadikan objek dan bahkan pernah di Bom karena merasa peninggalan leluhur sendiri dirasa tidak seagama dengan dirinya.

 Menurut Sanskrit diri kita pun harus menjadi pendeta bagi dirinya sendiri karena pendita berarti adalah orang yang mengetahui kesalahan-kesalahan diri sendiri. Dan sebagai orang yang beragama harus selalu koreksi diri sendiri. Dan harus legowo dengan kritikan orang lain, sehingga manusia akan menjadi bebas atau mokhsa dalam hidup ini. Bukan mokhsa yang dipikirkan bahwa akan hilang jasadnya bila ajal menjemput, tapi moksha dalam arti yang sebenarnya adalah bebas dari pikiran-pikiran yang membelenggu dan bebas menerima segala masukan dari siapa saja.

 Budaya Bali akan berkembang seiring dengan kemajuan jaman tapi yang perlu diketahui bukanlah mengajegkan budaya Bali seolah-olah baku, tapi bagaimana kita dapat mempertahankan esensi budaya bali dengan local genius yang kita miliki, mengambil yang baik dan membuang yang jelek. Tidak seperti yang terjadi sekarang adalah memakai buah-buahan import untuk banten persembahan hanya karena ingin dilihat mewah, memakai kebaya brokat yang mahal-mahal hanya karena ingin dilihat seksi dan melupakan tujuan ke pura itu sendiri, membiasakan berulang tahun di MC Donald bagi anak-anak atau KFC, tidak mau mempelajari kebijaksanaan dari budaya-budaya kidung dll. Begitu banyak ketimpangan-ketimpangan yang tidak di protes dan direspon oleh masyarakat karena banyak orang baik-baik di masyarakat tidak berani berbicara. Dan semua itu termasuk kesalahan kita semua sebagai masyarakat yang hanya melihat dan membiarkan hal itu terjadi. Apabila ingin budaya bali berkembang dan tetap hidup di masyarakat dan senantiasa mewarnai kehidupan sehari-hari, maka kita harus mempraktekan dan menggunakan budaya itu sehari-hari dan tidak melupakan esensi yang terkandung dalam budaya Bali karena banyak mengandung filsafat-filsafat hidup.




Budaya Sati
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.

Crab Ritual
  
Di kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan mereka akan dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.

Burying Tradition

Tradisi Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana matahari.

KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN INDIA

Kebudayaan Masyarakat India
Masyarakat India merupakan etnik ketiga terbesar di Malaysia dan juga salah satu kaum yang telah menyumbang ke arah pembentukan sebuah masyarakat majmuk di negara kita. Seperti masyarakat lain, masyarakat India juga kaya dengan ciri-ciri kebudayaan mereka dan masih mengekalkan kebudayaan tersebut sehingga kini. Adat resam yang diamalkan oleh masyarakat India mempunyai banyak persamaan dengan kebudayaan masyarakat Melayu. Ini jelas terlihat dalam aspek kelahiran dan perkahwinan. Seperti juga masyarakat lain, masyarakat India terdiri daripada pelbagai suku kaum, justru itu maklumat berikut hanya memaparkan adat resam masyarakat India secara umum.

Di Indonesia sendiri, komunitas orang Indonesia keturunan India bersifat tertutup. Mereka hanya berdiam diri di beberapa daerah tertentu. Di Jakarta misalnya, komunitas India banyak ditemui di dareah Pasar Baru, Sunter Podomoro, Gunung Sahari, Pademangan, dan beberapa di daerah Pluit.
Komunitas India yang tinggal di Jakarta biasanya berasal dari keturunan kelompok masyarakat Punjabi yang berasal dari India Utara. Kebanyakan dari mereka adalah orang Sikh, yang bukan merupakan penganut agama Hindu, melainkan agama Sikh dengan guru besarnya, guru Nanak.

Komunitas Punjabi sendiri banayk terdapat di pesisir Jawa, terbanyak di Surabaya, dan beberapa di Bandung dan Yogyakarta. Kebanyakan profesi dari keturunan Punjabi adalah pedagang, baik pedagang textile, export import, dan lain sebagainya. Raam Punjabi adalah salah seorang keturuna Punjab yang terkenal sebagai boss film film di Indonesia. Komunitas yang berdiam di Sumatera kebanyakan berasal dari India Selatan atau daerah Tamil. Sebagian besar dari keturunan ini bekerja di sektor perkebunan. Tokoh yang terkenal dari keturunan Tamil adalah Marimutu Sinivasan, boss kapas Indonesia.
Komunitas India Utara dan India Selatan biasanya tidak bercampur satu sama lain. Budaya, Bahasa, Makanan, dan adat istiadat mereka jauh berbeda. Arrange married atau pernikahan yang dijodohkan tabu diadakan antara India Utara dan Selatan. Mengapa demikian, karena komunitas India Utara yang kebanyakan adalah orang Sikh tidak mengenal adanya pembagian kasta dan dawri.

Lain halnya dengan komunitas India Selatan, dimana hanya sesama kasta yang boleh menikah, misalnya Brahmin dengan Brahmin, serta Kasatria dengan Kasatria. Daeri adalah mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita, semakin tinggi jabatan dan status social si pria maka semakin tinggi mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita. Perjodohan dalam komunitas ini menggunakan primbon dan hitungan lahir yang dinamakan dengan Rashi. Rashi orang India berbeda dengan Rasi atau bintang orang Cina atau Romawi. Rasi orang India hanya bisa diketahui melalui ahli astrologi, biasanya dengan mengambil data-data kelahiran sang bayi seperti jam dan hari, letak rumah/kamar tempat dia dilahirkan, dan sebagainya. Para ahli astrologi ini tidak bisa sembarang pilih, ditentukan juga berdasarkan sejarah orang tua/keturunannya. Sekali sang astrolog memberitahukan rasi apa yang dibawa oleh seorang bayi yang baru lahir, sampai besar rasi itu dibawa sang bayi untuk: Mencari jodoh, mencari hari baik pernikahan, berpergian, membeli barang, sampai dengan membangun rumah, dan menyewa rumah.

sumber ; 
http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/

Kebudayaan Unik Masyarakat India


Budaya Sati
Budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.

Crab Ritual
Di kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan mereka akan terpenuhi dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.

 Burying Tradition
Tradisi Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana matahari.




Thaipusam
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .

Strange Health Ritual
Di beberapa bagian India, tradisi ini dipraktekkan oleh para pemimpin agama hindu untuk menyembuhkan anak-anak yang menderita penyakit ringan seperti flu, demam. Setiap tahun polisi India menangkap orang-orang yang melakukan praktek ini; ini ritual yang aneh dan berbahaya yang telah dilakukan di India sekitar 500 tahun. Satu lagi misteri manusia untuk Anda.





Makanan Khas Masyarakat India

Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan di anak benua India. Ciri khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-rempah khas India dan sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka ragam hidangan vegetarian. Masakan India juga mencerminkan keanekaragaman iklim, demografi, dan agama. Agama dan kebudayaan India berperan besar dalam perkembangan seni kuliner India. Walaupun demikian, interaksi antarbudaya dengan kawasan yang bertetangga seperti Timur Tengah, Asia Tengah, dan Laut Tengah menjadikan masakan India sebagai percampuran unik dari berbagai masakan Asia. Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh pedagang Arab menyebabkan Vasco da Gama dan Christopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjelajahan di Eropa. Orang Eropa pada masa kolonial India memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari Inggris dan Perancis) kepada orang India, dan menambah keanekaragaman masakan India. Masakan India juga mempengaruhi masakan negara-negara di lain di dunia, terutama masakan Asia Tenggara, khususnya dalam pemakaian rempah-rempah untuk membuat hidangan serupa kari dalam Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
   
Pakaian Tradisional Masyarakat India
Untuk Wanita
    Untuk  Pria          
     
Tarian Tradisional Masyarakat India

Pesona Budaya India
INDIA dikenal sebagai negara yang memiliki ragam sejarah. Banyak tempat di India terdaftar sebagai situs warisan dunia karena pentingnya budaya mereka. Berikut, sejumlah situs sejarah yang wajib Anda kunjungi saat bertandang ke India.
  • Taj Mahal
Taj Mahal terletak di Agra, di negara bagian Uttar Pradesh, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari Delhi. Dari kejauhan, Taj Mahal tampak seperti alat tenun dongeng dari tepi Sungai Yamuna. Tempat ini sebenarnya sebuah makam yang berisi jenazah istri kaisar Mughal Shah Jahan, Mumtaz Mahal. Tempat ini dibangun sebagai kode cinta Mughal Shah Jahan kepada sang istri.
Bangunan yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun pada tahun 1630. Pembangunannya membutuhkan waktu 22 tahun dan 20.000 pekerja. Taj Mahal buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 6.00 hingga 19:00 waktu setempat. 
  • Hampi
Hampi berada di Karnataka, sekitar 350 kilometer (217 mil) dari Bangalore. Hampi pernah menjadi ibukota terakhir Vijayanagar, salah satu kerajaan Hindu terbesar dalam sejarah India. Tempat ini memiliki beberapa reruntuhan yang sangat menawan. Bangunannya berupa batu-batu besar di seluruh lanskapnya.Reruntuhannya yang dibangun sejak ke abad ke-14 memanjang sejauh lebih dari 25 km (10 mil). Lebih dari 500 monumen di sepanjang reruntuhan itu. Tempat ini dibuka tiap hari dari pukul 08.30 hingga 17.30 waktu setempat. Untuk melihat keseluruhan reuntuhan tidak dikenai tiket. Namun, Anda akan dikenai biaya 5 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp45 ribu untuk melihat kuil Vittala dan kuil Gajah.
  • Kuil Khajuraho
Kuil Khajuraho terletak di utara Madhya Pradesh, sekitar 620 kilometer (385 mil) tenggara Delhi. Kuil ini merupakan bukti bahwa Kama Sutra berasal dari India. Di sini Anda akan melihat Erotika berlimpah dengan lebih dari 20 kuil yang ditujukan untuk seksualitas dan seks serta candi-candi yang paling terkenal dengan patung erotis. Namun, candi-candi itu menunjukkan sebuah perayaan cinta, kehidupan, dan ibadah. Mereka juga menyediakan penglihatan tak terbatas ke dalam keyakinan Hindu kuno dan praktik Tantra. Kuil Khajuraho buka setiap hari dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Harga tiket ini yakni 5 dolar Amerika Serikat.
  • Gua Ajanta dan Ellora
Kedua gua ini terletak di utara Maharastra, sekitar 400 kilometer (250 mil) dari Mumbai. Yang mengagumkan adalah 34 gua batu bukit yang diukir dengan teliti. Gua-gua itu berasal dari Abad ke-6 hingga ke-11 Masehi. Uniknya, ukiran itu dibuat dengan tangan, palu, dan pahat. Gua Ajanta buka setiap hari kecuali hari Senin sedangkan gua Ellora tutup hari Selasa. Untuk memasuki gua Ajanta dikenakan biaya US$10 (sekitar Rp90.000) sedangkan Gua Ellora dikenakan biaya US$5 (sekitar Rp 45.000).
  • Fatehpur Sikri
Fatehpur Sikri terletak 40 km (25 mil) dari Agra, di Uttar Pradesh. Fatehpur Sikri dulunya ibukota kebanggaan Kekaisaran Mughal pada abad ke 16. Fatehpur Sikri sekarang berdiri kosong sebagai kota hantu namun terjaga dengan baik. Tempat ini telah ditinggalkan oleh penghuninya karena pasokan air tidak mencukupi. Dibangun dari batu merah, Fatehpur Sikri penuh dengan istana-istana agung dan halaman yang luas. Anda hampir dapat merasakan kembali ke abad pertengahan di sini. Fatephur Sikri buka dari matahari terbit sampai matahari terbenam dan Anda hanya perlu menyediakan uang US$5 (sekitar Rp45.000) untuk masuk ke dalamnya.

 Kebudayaan Masyarakat India
India adalah negara yang sekuler, toleransi yang kuat dan menerima perbedaan sebagai keberadaan Sang Pencipta. Jika setiap agama di dunia menerima kebenaran agama lain maka masalah di dunia ini tak akan ada masalah. Karena setiap agama memiliki esensi yang sama hanya ritualnya saja berbeda. Dan yang terjadi di Indonesia sekarang ini kebanyakan adalah mempermasalahkan perbedaan-perbedaan kulit itu saja dan tidak pernah mau melihat kesamaan-kesamaan dari esensi yang satu adanya. Sehingga banyak permasalahan-permasalahan timbul karena ketidakpahaman dan kesadaran rendah mengenai ritual dari kalangan masyarakat bawah. Padahal tujuan ritual itu sendiri adalah menjadikan diri kita selalu mengingat-Nya dalam arti kata menjadikan spiritual sebagai gaya hidup. Begitu juga dengan para elite atas dan para ulama-ulama dari masing-masing agama selalu berusaha menonjolkan kehebatan agamanya masing-masing agar tidak kehilangan umat. Yang terjadi adalah kwantitas lebih dipentingkan daripada kwalitas itu sendiri.
 Munculnya buku-buku suci bukan hanya untuk satu agama saja melainkan untuk seluruh umat manusia sehingga buku-buku suci atau kitab-kitab suci bersifat universal. Kebudayaan India merupakan asimilasi dari berbagai kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah lahir di Dunia. Dan kebudayaan India muncul dari Weda yang bukan hanya sebagai kitab suci karena Weda adalah ilmu pengetahuan Semesta. Dari Weda pula muncul berbagai aliran dan kebudayaan, berdasar hal itulah di India menjadi sekuler country yang memiliki banyak culture dan hal ini tidak menimbulkan pertentangan seperti yang terjadi di Indonesia. Karena masyarakat masa depan adalah masyarakat multi culture dari berbagai negara, berbagai kebudayaan dan satu kemanusiaan.

Indiapun memiliki objek-objek wisata yang dibangun oleh orang-orang yang beragama Islam seperti Taj Mahal dan lain-lain. Tetapi India tidak mempermasalahkan hal itu. Tidak seperti yang terjadi di Indonesia yang mana Candi Borobudur hanya dijadikan objek dan bahkan pernah di Bom karena merasa peninggalan leluhur sendiri dirasa tidak seagama dengan dirinya.

 Menurut Sanskrit diri kita pun harus menjadi pendeta bagi dirinya sendiri karena pendita berarti adalah orang yang mengetahui kesalahan-kesalahan diri sendiri. Dan sebagai orang yang beragama harus selalu koreksi diri sendiri. Dan harus legowo dengan kritikan orang lain, sehingga manusia akan menjadi bebas atau mokhsa dalam hidup ini. Bukan mokhsa yang dipikirkan bahwa akan hilang jasadnya bila ajal menjemput, tapi moksha dalam arti yang sebenarnya adalah bebas dari pikiran-pikiran yang membelenggu dan bebas menerima segala masukan dari siapa saja.

 Budaya Bali akan berkembang seiring dengan kemajuan jaman tapi yang perlu diketahui bukanlah mengajegkan budaya Bali seolah-olah baku, tapi bagaimana kita dapat mempertahankan esensi budaya bali dengan local genius yang kita miliki, mengambil yang baik dan membuang yang jelek. Tidak seperti yang terjadi sekarang adalah memakai buah-buahan import untuk banten persembahan hanya karena ingin dilihat mewah, memakai kebaya brokat yang mahal-mahal hanya karena ingin dilihat seksi dan melupakan tujuan ke pura itu sendiri, membiasakan berulang tahun di MC Donald bagi anak-anak atau KFC, tidak mau mempelajari kebijaksanaan dari budaya-budaya kidung dll. Begitu banyak ketimpangan-ketimpangan yang tidak di protes dan direspon oleh masyarakat karena banyak orang baik-baik di masyarakat tidak berani berbicara. Dan semua itu termasuk kesalahan kita semua sebagai masyarakat yang hanya melihat dan membiarkan hal itu terjadi. Apabila ingin budaya bali berkembang dan tetap hidup di masyarakat dan senantiasa mewarnai kehidupan sehari-hari, maka kita harus mempraktekan dan menggunakan budaya itu sehari-hari dan tidak melupakan esensi yang terkandung dalam budaya Bali karena banyak mengandung filsafat-filsafat hidup.




Budaya Sati
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.

Crab Ritual
  
Di kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan mereka akan dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.

Burying Tradition

Tradisi Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana matahari. 

KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN INDIA

Kebudayaan Masyarakat India
Masyarakat India merupakan etnik ketiga terbesar di Malaysia dan juga salah satu kaum yang telah menyumbang ke arah pembentukan sebuah masyarakat majmuk di negara kita. Seperti masyarakat lain, masyarakat India juga kaya dengan ciri-ciri kebudayaan mereka dan masih mengekalkan kebudayaan tersebut sehingga kini. Adat resam yang diamalkan oleh masyarakat India mempunyai banyak persamaan dengan kebudayaan masyarakat Melayu. Ini jelas terlihat dalam aspek kelahiran dan perkahwinan. Seperti juga masyarakat lain, masyarakat India terdiri daripada pelbagai suku kaum, justru itu maklumat berikut hanya memaparkan adat resam masyarakat India secara umum.

Di Indonesia sendiri, komunitas orang Indonesia keturunan India bersifat tertutup. Mereka hanya berdiam diri di beberapa daerah tertentu. Di Jakarta misalnya, komunitas India banyak ditemui di dareah Pasar Baru, Sunter Podomoro, Gunung Sahari, Pademangan, dan beberapa di daerah Pluit.
Komunitas India yang tinggal di Jakarta biasanya berasal dari keturunan kelompok masyarakat Punjabi yang berasal dari India Utara. Kebanyakan dari mereka adalah orang Sikh, yang bukan merupakan penganut agama Hindu, melainkan agama Sikh dengan guru besarnya, guru Nanak.

Komunitas Punjabi sendiri banayk terdapat di pesisir Jawa, terbanyak di Surabaya, dan beberapa di Bandung dan Yogyakarta. Kebanyakan profesi dari keturunan Punjabi adalah pedagang, baik pedagang textile, export import, dan lain sebagainya. Raam Punjabi adalah salah seorang keturuna Punjab yang terkenal sebagai boss film film di Indonesia. Komunitas yang berdiam di Sumatera kebanyakan berasal dari India Selatan atau daerah Tamil. Sebagian besar dari keturunan ini bekerja di sektor perkebunan. Tokoh yang terkenal dari keturunan Tamil adalah Marimutu Sinivasan, boss kapas Indonesia.
Komunitas India Utara dan India Selatan biasanya tidak bercampur satu sama lain. Budaya, Bahasa, Makanan, dan adat istiadat mereka jauh berbeda. Arrange married atau pernikahan yang dijodohkan tabu diadakan antara India Utara dan Selatan. Mengapa demikian, karena komunitas India Utara yang kebanyakan adalah orang Sikh tidak mengenal adanya pembagian kasta dan dawri.

Lain halnya dengan komunitas India Selatan, dimana hanya sesama kasta yang boleh menikah, misalnya Brahmin dengan Brahmin, serta Kasatria dengan Kasatria. Daeri adalah mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita, semakin tinggi jabatan dan status social si pria maka semakin tinggi mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita. Perjodohan dalam komunitas ini menggunakan primbon dan hitungan lahir yang dinamakan dengan Rashi. Rashi orang India berbeda dengan Rasi atau bintang orang Cina atau Romawi. Rasi orang India hanya bisa diketahui melalui ahli astrologi, biasanya dengan mengambil data-data kelahiran sang bayi seperti jam dan hari, letak rumah/kamar tempat dia dilahirkan, dan sebagainya. Para ahli astrologi ini tidak bisa sembarang pilih, ditentukan juga berdasarkan sejarah orang tua/keturunannya. Sekali sang astrolog memberitahukan rasi apa yang dibawa oleh seorang bayi yang baru lahir, sampai besar rasi itu dibawa sang bayi untuk: Mencari jodoh, mencari hari baik pernikahan, berpergian, membeli barang, sampai dengan membangun rumah, dan menyewa rumah.

sumber ; 
http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/11/mengenal-budaya-india-di-indonesia/

Kebudayaan Unik Masyarakat India


Budaya Sati
Budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.

Crab Ritual
Di kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan mereka akan terpenuhi dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.

 Burying Tradition
Tradisi Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana matahari.




Thaipusam
Thaipusam adalah festival yang dirayakan oleh umat Hindu Tamil selama bulan Tamil Thai (Januari – Februari), juga dirayakan oleh umat Hindu non-India yang berada di Sri Lanka-, Malaysia dan Afrika Selatan; Thaipusam didedikasikan untuk dewa Hindu Murugan, putra Siwa dan Parvati. Pada hari Thaipusam, sebagian besar umat Dewa Murugan memberinya buah-buahan dan bunga-bunga warna kuning atau oranye, warna favorit dan juga menghiasi gaun dengan warna yang sama, banyak juga umat melakukan penyiksaan tubuh mereka untuk menyenangkan Dewa agar memaafkan mereka .

Strange Health Ritual
Di beberapa bagian India, tradisi ini dipraktekkan oleh para pemimpin agama hindu untuk menyembuhkan anak-anak yang menderita penyakit ringan seperti flu, demam. Setiap tahun polisi India menangkap orang-orang yang melakukan praktek ini; ini ritual yang aneh dan berbahaya yang telah dilakukan di India sekitar 500 tahun. Satu lagi misteri manusia untuk Anda.





Makanan Khas Masyarakat India

Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan di anak benua India. Ciri khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-rempah khas India dan sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka ragam hidangan vegetarian. Masakan India juga mencerminkan keanekaragaman iklim, demografi, dan agama. Agama dan kebudayaan India berperan besar dalam perkembangan seni kuliner India. Walaupun demikian, interaksi antarbudaya dengan kawasan yang bertetangga seperti Timur Tengah, Asia Tengah, dan Laut Tengah menjadikan masakan India sebagai percampuran unik dari berbagai masakan Asia. Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh pedagang Arab menyebabkan Vasco da Gama dan Christopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjelajahan di Eropa. Orang Eropa pada masa kolonial India memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari Inggris dan Perancis) kepada orang India, dan menambah keanekaragaman masakan India. Masakan India juga mempengaruhi masakan negara-negara di lain di dunia, terutama masakan Asia Tenggara, khususnya dalam pemakaian rempah-rempah untuk membuat hidangan serupa kari dalam Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
   
Pakaian Tradisional Masyarakat India
Untuk Wanita
    Untuk  Pria          
     
Tarian Tradisional Masyarakat India

Pesona Budaya India
INDIA dikenal sebagai negara yang memiliki ragam sejarah. Banyak tempat di India terdaftar sebagai situs warisan dunia karena pentingnya budaya mereka. Berikut, sejumlah situs sejarah yang wajib Anda kunjungi saat bertandang ke India.
  • Taj Mahal
Taj Mahal terletak di Agra, di negara bagian Uttar Pradesh, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari Delhi. Dari kejauhan, Taj Mahal tampak seperti alat tenun dongeng dari tepi Sungai Yamuna. Tempat ini sebenarnya sebuah makam yang berisi jenazah istri kaisar Mughal Shah Jahan, Mumtaz Mahal. Tempat ini dibangun sebagai kode cinta Mughal Shah Jahan kepada sang istri.
Bangunan yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun pada tahun 1630. Pembangunannya membutuhkan waktu 22 tahun dan 20.000 pekerja. Taj Mahal buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 6.00 hingga 19:00 waktu setempat. 
  • Hampi
Hampi berada di Karnataka, sekitar 350 kilometer (217 mil) dari Bangalore. Hampi pernah menjadi ibukota terakhir Vijayanagar, salah satu kerajaan Hindu terbesar dalam sejarah India. Tempat ini memiliki beberapa reruntuhan yang sangat menawan. Bangunannya berupa batu-batu besar di seluruh lanskapnya.Reruntuhannya yang dibangun sejak ke abad ke-14 memanjang sejauh lebih dari 25 km (10 mil). Lebih dari 500 monumen di sepanjang reruntuhan itu. Tempat ini dibuka tiap hari dari pukul 08.30 hingga 17.30 waktu setempat. Untuk melihat keseluruhan reuntuhan tidak dikenai tiket. Namun, Anda akan dikenai biaya 5 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp45 ribu untuk melihat kuil Vittala dan kuil Gajah.
  • Kuil Khajuraho
Kuil Khajuraho terletak di utara Madhya Pradesh, sekitar 620 kilometer (385 mil) tenggara Delhi. Kuil ini merupakan bukti bahwa Kama Sutra berasal dari India. Di sini Anda akan melihat Erotika berlimpah dengan lebih dari 20 kuil yang ditujukan untuk seksualitas dan seks serta candi-candi yang paling terkenal dengan patung erotis. Namun, candi-candi itu menunjukkan sebuah perayaan cinta, kehidupan, dan ibadah. Mereka juga menyediakan penglihatan tak terbatas ke dalam keyakinan Hindu kuno dan praktik Tantra. Kuil Khajuraho buka setiap hari dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Harga tiket ini yakni 5 dolar Amerika Serikat.
  • Gua Ajanta dan Ellora
Kedua gua ini terletak di utara Maharastra, sekitar 400 kilometer (250 mil) dari Mumbai. Yang mengagumkan adalah 34 gua batu bukit yang diukir dengan teliti. Gua-gua itu berasal dari Abad ke-6 hingga ke-11 Masehi. Uniknya, ukiran itu dibuat dengan tangan, palu, dan pahat. Gua Ajanta buka setiap hari kecuali hari Senin sedangkan gua Ellora tutup hari Selasa. Untuk memasuki gua Ajanta dikenakan biaya US$10 (sekitar Rp90.000) sedangkan Gua Ellora dikenakan biaya US$5 (sekitar Rp 45.000).
  • Fatehpur Sikri
Fatehpur Sikri terletak 40 km (25 mil) dari Agra, di Uttar Pradesh. Fatehpur Sikri dulunya ibukota kebanggaan Kekaisaran Mughal pada abad ke 16. Fatehpur Sikri sekarang berdiri kosong sebagai kota hantu namun terjaga dengan baik. Tempat ini telah ditinggalkan oleh penghuninya karena pasokan air tidak mencukupi. Dibangun dari batu merah, Fatehpur Sikri penuh dengan istana-istana agung dan halaman yang luas. Anda hampir dapat merasakan kembali ke abad pertengahan di sini. Fatephur Sikri buka dari matahari terbit sampai matahari terbenam dan Anda hanya perlu menyediakan uang US$5 (sekitar Rp45.000) untuk masuk ke dalamnya.

 Kebudayaan Masyarakat India
India adalah negara yang sekuler, toleransi yang kuat dan menerima perbedaan sebagai keberadaan Sang Pencipta. Jika setiap agama di dunia menerima kebenaran agama lain maka masalah di dunia ini tak akan ada masalah. Karena setiap agama memiliki esensi yang sama hanya ritualnya saja berbeda. Dan yang terjadi di Indonesia sekarang ini kebanyakan adalah mempermasalahkan perbedaan-perbedaan kulit itu saja dan tidak pernah mau melihat kesamaan-kesamaan dari esensi yang satu adanya. Sehingga banyak permasalahan-permasalahan timbul karena ketidakpahaman dan kesadaran rendah mengenai ritual dari kalangan masyarakat bawah. Padahal tujuan ritual itu sendiri adalah menjadikan diri kita selalu mengingat-Nya dalam arti kata menjadikan spiritual sebagai gaya hidup. Begitu juga dengan para elite atas dan para ulama-ulama dari masing-masing agama selalu berusaha menonjolkan kehebatan agamanya masing-masing agar tidak kehilangan umat. Yang terjadi adalah kwantitas lebih dipentingkan daripada kwalitas itu sendiri.
 Munculnya buku-buku suci bukan hanya untuk satu agama saja melainkan untuk seluruh umat manusia sehingga buku-buku suci atau kitab-kitab suci bersifat universal. Kebudayaan India merupakan asimilasi dari berbagai kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah lahir di Dunia. Dan kebudayaan India muncul dari Weda yang bukan hanya sebagai kitab suci karena Weda adalah ilmu pengetahuan Semesta. Dari Weda pula muncul berbagai aliran dan kebudayaan, berdasar hal itulah di India menjadi sekuler country yang memiliki banyak culture dan hal ini tidak menimbulkan pertentangan seperti yang terjadi di Indonesia. Karena masyarakat masa depan adalah masyarakat multi culture dari berbagai negara, berbagai kebudayaan dan satu kemanusiaan.

Indiapun memiliki objek-objek wisata yang dibangun oleh orang-orang yang beragama Islam seperti Taj Mahal dan lain-lain. Tetapi India tidak mempermasalahkan hal itu. Tidak seperti yang terjadi di Indonesia yang mana Candi Borobudur hanya dijadikan objek dan bahkan pernah di Bom karena merasa peninggalan leluhur sendiri dirasa tidak seagama dengan dirinya.

 Menurut Sanskrit diri kita pun harus menjadi pendeta bagi dirinya sendiri karena pendita berarti adalah orang yang mengetahui kesalahan-kesalahan diri sendiri. Dan sebagai orang yang beragama harus selalu koreksi diri sendiri. Dan harus legowo dengan kritikan orang lain, sehingga manusia akan menjadi bebas atau mokhsa dalam hidup ini. Bukan mokhsa yang dipikirkan bahwa akan hilang jasadnya bila ajal menjemput, tapi moksha dalam arti yang sebenarnya adalah bebas dari pikiran-pikiran yang membelenggu dan bebas menerima segala masukan dari siapa saja.

 Budaya Bali akan berkembang seiring dengan kemajuan jaman tapi yang perlu diketahui bukanlah mengajegkan budaya Bali seolah-olah baku, tapi bagaimana kita dapat mempertahankan esensi budaya bali dengan local genius yang kita miliki, mengambil yang baik dan membuang yang jelek. Tidak seperti yang terjadi sekarang adalah memakai buah-buahan import untuk banten persembahan hanya karena ingin dilihat mewah, memakai kebaya brokat yang mahal-mahal hanya karena ingin dilihat seksi dan melupakan tujuan ke pura itu sendiri, membiasakan berulang tahun di MC Donald bagi anak-anak atau KFC, tidak mau mempelajari kebijaksanaan dari budaya-budaya kidung dll. Begitu banyak ketimpangan-ketimpangan yang tidak di protes dan direspon oleh masyarakat karena banyak orang baik-baik di masyarakat tidak berani berbicara. Dan semua itu termasuk kesalahan kita semua sebagai masyarakat yang hanya melihat dan membiarkan hal itu terjadi. Apabila ingin budaya bali berkembang dan tetap hidup di masyarakat dan senantiasa mewarnai kehidupan sehari-hari, maka kita harus mempraktekan dan menggunakan budaya itu sehari-hari dan tidak melupakan esensi yang terkandung dalam budaya Bali karena banyak mengandung filsafat-filsafat hidup.




Budaya Sati
Fakta unik budaya Sati adalah praktik pemakaman diantara beberapa komunitas Hindu di mana seorang wanita janda baru akan secara sukarela atau dengan menggunakan kekerasan dan pemaksaan mengorbankan dirinya dibakar diatas tumpukan kayu pemakaman suaminya. Praktek ini sekarang langka dan ditinggalkan di India modern.

Crab Ritual
  
Di kota Gujarat India, pada kesempatan Makar Sankranti, ratusan pengikut Hindu berdiri dalam antrian panjang untuk menawarkan kepiting sebagai korban kepada Dewa Siwa di kuil Tuhan di pertengahan Januari. Penawaran kepiting telah menjadi ritual usia-tua dan umat percaya bahwa keinginan mereka akan dengan menawarkan kepiting di kuil Ramnath Shiv Ghela.

Burying Tradition

Tradisi Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek mengubur anak cacat hidup sampai leher mereka selama enam jam saat gerhana matahari selama kurang lebih enam jam; Hindu mengatakan bahwa mereka melakukan praktek ini untuk meniadakan akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar